Navalvy sempat menghabiskan lima bulan untuk menjalani perawatan setelah sempat keracunan ketika ia dalam sebuah penerbangan.
Pengadilan memerintahkan Navalny pada Februari untuk menjalani hukuman dua setengah tahun penjara karena melanggar persyaratan masa percobaannya, termasuk ketika dia menjalani pemulihan di Jerman, dari hukuman penggelapan tahun 2014.
Navalny menolak hukuman itu karena dianggap dibuat-buat, dan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa menganggapnya "sewenang-wenang dan secara nyata tidak masuk akal".
Pihak berwenang memindahkan Navalny bulan lalu dari penjara Moskow ke koloni hukuman IK-2 di wilayah Vladimir, 85 kilometer di timur ibu kota Rusia.
Lapas di kota Pokrov tersebut terkenal dengan rutinitas yang kejam, termasuk para narapidana diperintahkan untuk berdiri tegak selama berjam-jam.
Dalam beberapa minggu setelah dipenjara, Navalny mengatakan dia mengalami sakit punggung dan kaki yang parah dan tidak bisa tidur karena seorang penjaga memeriksanya setiap jam di malam hari.
Dia melakukan mogok makan dua minggu lalu, menuntut agar ia diberi akses untuk menjalani pengobatan yang tepat dan kunjungan dari dokternya.
Lembaga pemasyarakatan negara bagian Rusia itu mengklaim bahwa dia menerima semua bantuan medis yang dia butuhkan. Minggu lalu, Navalny dipindahkan ke bangsal medis penjara karena batuk dan demam.
Dalam sebuah posting Instagram, dia mengatakan tiga dari 15 orang napi yang tinggal bersamanya menderita TBC, penyakit menular yang menyebar melalui udara.
Baca Juga: Amnesty International Menduga Rusia Bunuh Navalny Pelan-pelan di Penjara
Pada hari Senin, sekutu Navalny mengatakan di Twitter bahwa dia dipindahkan kembali.