Luhut Sebut OTT KPK Tak Buat Koruptor Jera, Rocky: Istana Bisa Disalahkan

Rabu, 14 April 2021 | 12:22 WIB
Luhut Sebut OTT KPK Tak Buat Koruptor Jera, Rocky: Istana Bisa Disalahkan
Rocky Gerung (Suara.com/Achmad Ali)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang menyebut OTT KPK tidak membuat jera para koruptor.

Rocky Gerung mengklaim semua bermula ketika KPK mulai dilemahkan. Oleh sebab itu menurutnya pihak istana bisa disalahkan.

Pernyataan itu disampaikan Rocky Gerung dalam video berjudul "MENKO LUHUT MINTA MAAF. KPK MAKIN TIDAK BERDAYA" yang disiarkan melalui saluran YouTube miliknya, Rabu (14/4/2021).

Rocky Gerung memulai komentarnya dengan menganalogikan Luhut dengan sopir truk yang meminta maaf karena gas buang mengaburkan pandangan kendaraan lain di belakang.

Perlu diketahui, Luhut mengaku meminta maaf bicara terbuka bahwa OTT tidak membuahkan hasil sebagaimana diharapkan. Oleh sebab itu, dia minta kinerja KPK terus ditingkatkan.

Rocky Gerung soal Luhut sebut OTT KPK tak buat koruptor jera (YouTube).
Rocky Gerung soal Luhut sebut OTT KPK tak buat koruptor jera (YouTube).

Rocky Gerung juga menganalogikan KPK dengan truk yang tak pernah di-kir tetapi dipaksa berjalan sehingga kehilangan tenaga. Oleh sebab itu, dia mengaku bisa paham betapa kecewanya Luhut.

"Akhirnya orang masuk satu gejala umum kepercayaan terhadap lembaga-lembaga ini hilang. Itu yang kita hitung dari awal karena semua orang masuk nyari peluang," kata Rocky Gerung seperti dikutip Suara.com.

"Karena memang sudah goyang kekuasaan. Ini semua sinyal kekuasaan gak sanggup memberi contoh. Keuasaan semacam ini terus memburuk," tambahnya.

Rocky Gerung lebih lanjut menyinggung kasus PT Jhonlin Bratama kepemilikan Andi Arsyad alias Haji Isam.

Baca Juga: Debat Soal Pelni, Irma Chaniago ke Fadli Zon: Lagi Ramadhan, Jangan Nuduh

"Politik kita bukan lagi dikendalikan oligarki, tapi oleh plutokrat, satu orang kaya bisa mengukur sejak merencanakan tindakan melanggar hukum. Dia bisa langsung hitung akibatnya," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI