Baik Kanselir Merkel dan Jokowi menyampaikan kekhawatiran dengan masih terus terjadinya nasionalisme vaksin, yang akan sangat mengganggu ketersediaan vaksin dunia dan menggangu kesetaraan akses vaksin bagi semua.
Jokowi menyampaikan bahwa kasus positif di Indonesia sudah mulai membaik.
Selain disebabkan oleh protokol kesehatan yang terus diterapkan, penurunan angka juga disebabkan karena kebijakan micro lockdown sampai pada tingkat desa.
"Di bulan Januari, angka positif Indonesia sempat mencapai lebih dari 14 ribu dalam satu hari. Sementara dalam dua minggu ini, angka positif berkisar 4-5 ribu per hari," kata Jokowi.
Jokowi juga menjelaskan mengenai program vaksinasi yang sudah mulai dilakukan di Indonesia. Selain Sinovac, Indonesia saat ini juga memakai vaksin AstraZeneca.
Jokowi menekankan pentingnya kedua negara membangun kerjasama kesehatan ke depan.
Sementara di bidang investasi dan industri, Kanselir Merkel melihat potensi yang dimiliki oleh Indonesia untuk menjadi mitra penting Jerman.
Jokowi menyampaikan investasi memegang peran penting dalam pemulihan ekonomi.
"Indonesia baru saja mengeluarkan Undang-undang Cipta Kerja yang akan dapat mendukung kerjasama di bidang investasi," kata Jokowi.
Baca Juga: Jokowi: Industri 4.0 Indonesia Tercepat di Asia Tenggara
Jokowi juga menawarkan kerja sama pengembangan sumber daya manusia melalui sekolah vokasi dan peningkatan investasi industri Jerman untuk membangun basis produksi dan rantai pasok global Jerman di kawasan.