Kota-Kota Bergerak Memajukan Toleransi

Siswanto Suara.Com
Rabu, 14 April 2021 | 04:30 WIB
Kota-Kota Bergerak Memajukan Toleransi
Ilustrasi agama. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Wali kota Malang juga ingin mewujudkan kota yang rukun dan toleran berasaskan keberagaman dan keberpihakan masyarakat dan gender.

"Menariknya, inisiatif-inisiatif yang dilakukan Walikota Malang tersebut tetap dengan menghargai kebebasan berfikir dan berpendapat dari masyarakatnya, sehingga tidak dilakukan dengan cara-cara yang represif," kata Bonar.

Tekad yang sama juga disampaikan oleh Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto yang pasca kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, menggerakkan kewaspadaan dini masyarakat dengan memobilisasi organ-organ yang ada namun belum optimal, seperti Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat.

Selain itu, Wali Kota Salatiga Yuliyanto juga menegaskan bahwa inisiatif dan agenda pemajuan toleransi oleh pemerintah pemerintah kota, memang perlu disebarluaskan dan ditularkan ke seluruh unit pemerintahan di Indonesia. Yang paling pokok tentu saja level kepemimpinan, kata Bonar.

Menurut Bonar, praktik dan pemajuan toleransi membutuhkan political will dan kepemimpinan yang kuat. Salatiga dinilai sudah membuktikan, paling tidak dengan pencapaian sebagai kota dengan skor toleransi tertinggi menurut Indeks Kota Toleran tahun 2020.

Berbagai inisiatif dan arah kebijakan tersebut, menurut SETARA Institute, memperlihatkan gerak maju kepemimpinan toleransi.

"Hal ini dibarengi dengan penegasan Presiden dalam sambutan beliau pada peresmian pembukaan mukernas dan munas alim ulama PKB (8/4/2021) bahwa pemerintah tegas dan tidak akan berkompromi dengan intoleransi dalam beragama," kata Bonar.

"Tentu, dibutuhkan kerja bersama seluruh pihak untuk mengatasi persoalan yang muncul, baik pada ranah pemerintahan negara maupun pada sisi masyarakat. Dalam konteks itu, SETARA memandang urgen kontribusi pemerintah daerah (khususnya kota dimana keanekaragaman di kota pada umumnya tinggi), organ masyarakat sipil, tokoh-tokoh agama, dan tokoh-tokoh masyarakat."

Dalam studi indexing, Indeks Kota Toleran, SETARA berulangkali menegaskan bahwa toleransi adalah DNA bangsa Indonesia.

Baca Juga: Kabar Gembira, Pemerintah Buka Kesempatan Kuliah ke Mesir dan Maroko

"Secara historis nenek moyang kita mewariskan toleransi, agar antar anak bangsa, berbeda-beda suku, etnis, dan daerah, antar agama serta kepercayaan, dan keragaman identitas lainnya, dapat saling berinteraksi, bergotong royong, dan bersama-sama membangun kerukunan dan harmoni," kata Bonar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI