Suara.com - Para petani dan pembuat anggur Prancis menyalakan api unggun di seluruh ladang untuk melindungi tanaman mereka dari tajamnya embun beku musim dingin.
Menyadur ABC, Selasa (13/4/2021), ramalan cuaca mengatakan suhu di malam hari menjadi lebih dingin pada minggu ini dan membuat petani anggur terancam gagal panen.
Di kawasan anggur terkemuka seperti Chablis, Burgundy, dan Bordeaux, suhu turun hingga -5 derajat Celsius pada malam hari dan dapat merusak tunas yang sebelumnya tumbuh dengan baik karena cuaca cerah.
Kilauan api dari puluhan ribu api unggun yang dinyalakan di atas kebun anggur terlihat di luar Chablis, salah satu lokasi yang terkenal di seluruh dunia karena anggurnya yang putih dan asam.
Baca Juga: Pandemi: Berkah Manis Budidaya Anggur
Laurent Pinson, salah satu pembuat anggur mengatakan telah menyalakan antara 300 hingga 600 api unggun yang terbuat dari kaleng parafin di lahannya yang seluas 14 hektar.
"Panen dipertaruhkan selama beberapa malam sekitar satu, dua atau tiga malam dan jika kami tidak panen, itu berarti tidak ada penjualan, tidak ada anggur untuk konsumen," kata Pinson.
Musim dingin yang parah pada bulan April 2017 telah merusak kebun anggur dan membuat produksi tahunan mereka jadi yang terendah dalam sejarah. Embun beku juga menyebabkan kerusakan pada tahun 2018 dan 2019.
Demi menjaga 'harta' mereka, pembuat anggur Prancis juga memanfaatkan tabir asap yang muncul saat mematikan api unggun untuk mencegah matahari membakar tunas beku.
Mereka menyemprotkan air ke pohon anggur agar es yang terbentuk bisa melindungi tunas dari pembekuan.
Baca Juga: Melihat Budidaya Anggur di Duren Sawit
Para pembuat anggur juga memasang pemanas dan menara angin untuk mencampurkan udara dingin di dekat tanah dengan udara hangat di atasnya.
Christophe Chateau, dari produsen anggur Bordeaux CIVB mengatakan kekhawatiran yang sama. "Dengan dua malam berturut-turut, risiko kerusakan kebun anggur jadi dua kali lebih besar."