Enam Menteri dan Satu Kepala Lembaga ini Disebut Layak Direshuffle Jokowi

Selasa, 13 April 2021 | 17:05 WIB
Enam Menteri dan Satu Kepala Lembaga ini Disebut Layak Direshuffle Jokowi
Presiden Jokowi didampingi Wapres Ma'ruf Amin mengumumkan susunan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 di Istana Kepresidenan, Rabu (23/10/2019). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Relawan Jokowi Mania (Joman) menilai lima menteri di kabinet Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin yang pantas digeser atau reshuffle, seiring performa kinerjanya yang buruk. Bahkan mereka menyebut, jika lima menteri tersebut belakangan bikin gaduh.

Ketua Relawan Joman, Immanuel Ebenezer menyebut nama lima menteri tersebut, yakni Mensesneg Pratikno, Mentan Syahrul Yasin Limpo, Menkominfo Jhonny G Plate, Mendag Muhammad Lutfi, dan Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil.

Selain nama-nama yang disebut Joman, Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menilai ada pejabat lain di lingkar Istana yang sudah saatnya diganti. Pejabat itu ialah Kepala Staf Kantor Presiden (KSP) Moeldoko.

Ray beralasan, Moeldoko layak dicopot dari KSP seiring manuver politik dirinya dalam melakukan kudeta terhadap Partai Demokrat. Sikap Moeldoko itu dinilai tidak sesuai etika.

Baca Juga: Mau Ada Reshuffle, Joman Minta Mensesneg Pratikno Diganti Yusril atau Jimly

"Terkait dengan etik, kalau dengan etik saya kira Pak Moeldoko layak untuk dipertimbangkan apakah beliau masih tetap mau bergabung sebagai kepala KSP atau sebaliknya. (Moeldoko) mulai memikirkan aktivitasnya, politiknya lebih luas dari sekadar ketua KSP di kabinetnya Pak Jokowi," kata Ray dalam diskusi daring yang tayang di kanal YouTube Republik Merdeka TV, Selasa (13/4/2021).

Selain KSP Moeldoko, menurut Ray, menteri yang layak direshuffle yakni Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Ketua Umum Partai Golkar tersebut dinilai sudah menyiapkan diri maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Umum  (Pemilu) 2024.

Lantaran itu, Ray mengatakan sebaiknya Airlangga memilih mundur dari jabatannya saat ini di kabinet.

"Pak Airlangga itu pertimbangannya karena politik, Bung Noel menyebut mestinya ketum-ketum anggota partai yang ada di kabinet yg punya potensi untuk bertarung di 2024 lebih baik mundur. Saya kira salah satunya cocok untuk menyebut nama Pak Airlangga," kata Ray.

"Di luar alasannnya secara politik, saya kira juga pertama ya ribut soal omnibus law, ribut soal impor beras, nggak bisa dilepaskan dari nama beliau. Oleh karena itu saya merasa bahwa nama Pak Airlangga perlu untuk disebutkan dalam rangka reshuffle jilid kedua di periode kedua Presiden Jokowi," sambung Ray.

Baca Juga: Disebut Berbahaya Jerumuskan Jokowi, Mensesneg Pratikno Layak Di-Reshuffle

Sebelumnya, Immanuel Ebenezer menilai setidaknya ada lima menteri di kabinet yang harus dikocok ulang. Salah satunya ialah Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Pratikno dianggap Immanuel memiliki pengaruh yang terlalu berbahaya bagi Presiden Joko Widodo. Karena itu Joman menilai Pratikno layak digeser dari jabatannya.

"Menurut saya lima menteri ini juga harus menjadi perhatian khusus bapak presiden karena bahaya. Apalagi Pratikno. Menurut kita Pratikno ini menteri yang selalu menjerumuskan presiden dalam jurang politik yang menurut saya bahaya sekali," kata Immnanuel dalam diskusi daring yang tayang di kanal YouTube Republik Merdeka TV, Selasa (13/4/2021).

Immnuel mengatakan kocok ulang menteri atau reshuffle sudah menjadi kebutuhan bagi Presiden Jokowi. Terlebih menyusul langkah Jokowi yang meleburkan Kemenristek menjadi satu dengan Kemendikbud, ditambah pembentukan Kementerian Investasi.

Immanule menyebutkan empat menteir lainnya yang perlu dilakikan perombakan ialah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menkominfo Jhonny G. Plate, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dan Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil.

"Jadi ya menurut saya presiden harus peka kalau tidak peka ini bahaya. Bahayanya begini karena ini kan semua sudah pada konsentrasi di 2024. Nah makanya yang saya khawatirkan menteri-menteri yang ikut-ikutan atau coba ketularan dengan penyakit Pemilu saya rasa lebih baik mundur atau ya presiden harus mencopot, ini bahaya sekali buat legacy presiden itu sendiri," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI