Kemendikbud Luncurkan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Ini Rinciannya

Selasa, 13 April 2021 | 14:39 WIB
Kemendikbud Luncurkan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Ini Rinciannya
Kemendikbud luncurkan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. (Dok. Kemendikbud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  meluncurkan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka sebagai salah satu wujud implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta mahasiswa terhadap keberagaman budaya tanah airnya, serta mendorong penguatan dan perluasan kompetensi akademik.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menyebut cinta tanah air dan penguatan kompetensi merupakan modal berharga bagi mahasiswa dalam menapaki jenjang karir, mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin di masa depan, dan mengabdi terhadap bangsa dan negara.

“Program ini bertujuan membangun rasa toleransi di kalangan mahasiswa melalui ruang-ruang perjumpaan yang terbentuk melalui aktivitas pertukaran mahasiswa dan eksplorasi keberagaman budaya Indonesia,” ucap Nadiem, (12/4/2021).

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ditargetkan akan diikuti oleh 20.000 (dua puluh ribu) mahasiswa pada semester ganjil tahun akademik 2021/2022. Sebelum pendaftaran bagi mahasiswa, pendaftaran akan dibuka terlebih dahulu untuk perguruan tinggi dan dosen di bulan April 2021.

Baca Juga: Kemendikbud: Sekolah Wajib Lockdown 3 Hari Jika Ada Kasus Covid-19

Pendaftaran bagi perguruan tinggi dan dosen akan berlangsung pada 19 - 28 April 2021, sedangkan pendaftaran bagi mahasiswa akan berlangsung pada bulan Juli 2021.

Kemendikbud luncurkan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. (Dok. Kemendikbud)
Kemendikbud luncurkan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. (Dok. Kemendikbud)

Calon peserta dapat mengakses tautan https://bit.ly/PertukaranMahasiswaMerdeka dan follow akun Instagram @PertukaranMahasiswaMerdeka untuk mendapatkan informasi lebih detail.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, mengatakan pendaftaran dibuka untuk perguruan tinggi dan dosen terlebih dulu, untuk memberikan waktu bagi mereka merancang berbagai aktivitas bertema kebinekaan serta mempersiapkan mata kuliah, dan infrastruktur kampus terkait pelaksanaan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka.

Lebih lanjut, Nizam menerangkan elemen-elemen penting dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Program ini memungkinkan terjadinya pertukaran mahasiswa antarpulau baik dari PTN ke PTS maupun sebaliknya. Perguruan tinggi wajib memberikan konversi dan pengakuan sistem kredit semester (SKS) sebanyak 20 SKS bagi mahasiswa yang mengikuti program ini.

"Program ini dapat diikuti oleh mahasiswa dari semester tiga hingga semester delapan. Selain memberikan kesempatan belajar di kampus lain bagi mahasiswa, dalam program ini mahasiswa akan mengeskplorasi keragaman kebudayaan Indonesia melalui pembelajaran Modul Nusantara," ujar Nizam.

Baca Juga: Kemendikbud Sebut 50 Persen Siswa Tak Miliki Ponsel untuk Belajar Daring

Untuk diketahui, di dalam Modul Nusantara terdapat empat jenis kegiatan utama. Pertama, Kegiatan Kebinekaan di mana mahasiswa mengikuti berbagai kegiatan eksplorasi keragaman di daerah perguruan tinggi penerima. Kedua, Kegiatan Inspirasi di mana mahasiswa berdiskusi dengan figur-figur inspiratif daerah.

Ketiga, Kegiatan Refleksi di mana mahasiswa merefleksikan pengalaman kegiatan kebinekaan dan inspirasi. Sementara keempat adalah Kegiatan Kontribusi Sosial yang memungkinkan mahasiswa melaksanakan kegiatan sosial yang memberikan kontribusi kepada masyarakat di daerah perguruan tinggi penerima.

Ketika menjadi peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, jelas Nadiem, mahasiswa akan mendapatkan 20 SKS dari mata kuliah dan kegiatan kebudayaan yang mereka ikuti. Selama satu semester, mahasiswa akan berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya untuk mengeksplorasi keberagaman budaya daerah yang bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan asalnya dan mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi penerima.

“Kami menyarankan mahasiswa untuk mengambil semua mata kuliah yang ditawarkan oleh perguruan tinggi penerima. Namun, jika ada mata kuliah wajib yang masih harus dituntaskan di perguruan tinggi asal, atau jika mahasiswa tertarik untuk mengambil mata kuliah unggulan di perguruan tinggi lain, hal tersebut dimungkinkan melalui pembelajaran daring,” sambung Nadiem.

Dengan belajar di perguruan tinggi yang lebih unggul pada kompetensi tertentu, mahasiswa memiliki kesempatan berinovasi dengan kreatif agar secepatnya mampu mensejajarkan diri dengan mahasiswa di perguruan tinggi lainnya, khususnya di kawasan ASEAN.

“Perguruan tinggi diharapkan dapat memberi peluang lebih besar kepada mahasiswa untuk menggali dan mengembangkan potensinya secara luas dan terbuka melalui kegiatan dan pembelajaran inovatif menggunakan teknologi informasi dan kemajuan teknologi lainnya,” papar Nizam.

Adapun keuntungan bagi dosen terlibat dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka, yaitu dosen mendapatkan sertifikat penghargaan, mendapatkan insentif untuk pengembangan modul mata kuliah dan Modul Nusantara, serta berkesempatan mengeksplorasi keilmuannya di tingkat nasional.

Sementara, untuk perguruan tinggi manfaatnya adalah mendorong pencapaian indikator kinerja utama (IKU) 2 untuk PTN dan IKU 3 untuk PTS serta membuka kesempatan bagi perguruan tinggi mendapatkan biaya pengelolaan program.

Pentingnya dukungan pemangku kepentingan pendidikan tinggi

Melalui program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, jelas Nizam, perguruan tinggi dapat saling bekerja sama dan belajar untuk meningkatkan kualitasnya. Sehingga semua perguruan tinggi akan bersama-sama membangun pendidikan yang berkualitas dan mencetak generasi bangsa yang tangguh secara akademik, seiring mengimplementasikan prinsip kebhinekaan dengan mengenal saudara-saudaranya dari berbagai penjuru Nusantara dan menghormati perbedaan suku dan agama di Indonesia.

Sejalan dengan itu, Nadiem mengamanatkan beberapa hal penting dalam menyukseskan program ini di antaranya adalah agar perguruan tinggi mendaftarkan organisasinya dan mendorong sebanyak mungkin dosen untuk mendaftarkan mata kuliah terbaiknya.

“Agar dapat diikuti oleh puluhan ribu mahasiswa dari penjuru Nusantara,” tegasnya.

Berikutnya, dosen membuat dan melaksanakan Modul Nusantara, serta memberikan pembelajaran mata kuliah. Di sisi lain, perguruan tinggi juga mendorong para mahasiswa untuk mengikuti program ini dan tidak melarang jika ada mahasiswa yang ingin berpartisipasi dalam program ini. Kemudian, kepada seluruh perguruan tinggi agar segera melakukan penyesuaian kurikulum pada setiap kegiatan Kampus Merdeka.

Nadiem menambahkan, merupakan tanggung jawab perguruan tinggi untuk memudahkan proses konversi dan pengakuan SKS mahasiswa sebanyak 20 SKS.

“Kami berharap jangan sampai ada mahasiswa yang dipersulit dalam konversi dan pengakuan SKS-nya. Kami yakin dukungan penuh dari Ibu dan Bapak pimpinan perguruan tinggi dan dosen kepada mahasiswa untuk berpartisipasi dalam program ini, akan membawa pada kelancaran dan keberhasilan dari program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini,” sambungnya.

Masyarakat dapat mengakses informasi lebih lanjut melalui Instagram @pertukaranmahasiswamerdeka atau website: https://bit.ly/PertukaranMahasiswaMerdeka. Untuk perguruan tinggi dan dosen dapat mengikuti sosialisasi Pertukaran Mahasiswa Merdeka pada 13-16 April 2021.

Direktur Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Keuangan, Dwi Larso menyampaikan dukungannya kepada Kemendikbud. “Kita mensupport atas program Kemendikbud salah satunya Kampus Merdeka,” ucapnya. 

Dwi mengatakan bahwa terkait Kampus Merdeka di lingkup nasional, pihaknya memberi dukungan kepada program Kampus Mengajar, proyek wirausaha, magang bersertifikat, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, serta studi independen yang berbasis micro credenstial.

Pada kesempatan ini, Nadiem juga menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan LPDP. Ke depan, semoga semakin banyak program Kemendikbud yang dapat didukung oleh LPDP dalam upaya bersama mewujudkan cita-cita pemajuan bangsa dan negara Indonesia.

“Mari bersama-sama membangun penerus bangsa yang cerdas serta memiliki rasa kecintaan dan kepedulian untuk melestarikan keberagaman kebudayaan Indonesia melalui program Pertukaran Mahasiswa Merdeka,” tutup Nadiem.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI