Kemenristek Dibubarkan, Bagaimana Nasib Vaksin Merah Putih?

Selasa, 13 April 2021 | 12:45 WIB
Kemenristek Dibubarkan, Bagaimana Nasib Vaksin Merah Putih?
Ilustrasi--Peneliti meriset pembuatan vaksin Merah Putih di salah satu laboratorium PT Bio Farma (Persero), Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah resmi membubarkan Kementerian Riset dan Teknologi lalu meleburkannya bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin Nadiem Makarim, padahal Kemenristek tengah mengembangan Vaksin Merah Putih Covid-19. 

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio sebagai salah satu institusi yang mengembangkan Vaksin Merah Putih mengatakan hingga kini pihaknya masih menunggu bagaimana teknis peleburan dua kementerian tersebut.

"Saya kira belum waktunya membahas hal tersebut. Kami tunggu prosesnya selesai dulu ya," kata Prof Amin saat dihubungi Suara.com, Selasa (13/4/2021).

Sementara, Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental LBM Eijkman, Herawati Sudoyo meyakini peleburan dua kementerian itu tidak akan mengganggu proses pengembangan Vaksin Merah Putih.

Baca Juga: Chile Bela Penggunaan Vaksin Sinovac

"Vaksin Merah Putih adalah suatu pengembangan vaksin nasional dengan komitmen tinggi. Tidak ada pengaruh peleburan tersebut," tegasnya.

Diketahui, Vaksin Merah Putih tengah dikembangkan oleh enam lembaga penelitian yang tergabung dalam konsorsium vaksin nasional yang dibentuk pada 9 September 2020 lalu.

Keenam lembaga tersebut antara lain Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institute Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Airlangga.

Vaksin Merah Putih ditargetkan bisa mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization pada Juni 2022.

Dalam jadwal yang diusulkan PT Bio Farma, EUA baru bisa keluar pada November 2022, namun pihaknya akan melakukan akselerasi penelitian sehingga bisa lebih cepat dua sampai tiga bulan.

Baca Juga: China Ingin Campur Berbagai Jenis Vaksin Covid-19, Begini Respon Kemenkes

Lalu pra-klinis akan dilakukan pada Desember 2021, dan enam bulan ke depannya akan dilakukan uji klinis fase 1-3 sehingga hasil uji klinis bisa diserahkan ke BPOM pada Juni 2022 untuk diterbitkan EUA-nya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI