Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sudah ditemukan 179 orang dalam kondisi meninggal dunia akibat banjir bandang di sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur. Data tersebut berdasarkan satu pekan pencarian korban sejak 4 April hingga 12 April 2021 hari ini.
Sebanyak 179 korban meninggal dunia itu tersebar di Kabupaten Flores Timur, 72 orang; Kabupaten Alor, 28 orang; Kabupaten Malaka, 8 orang; Kabupaten Sikka, 1 orang; dan, Kabupaten Lembata, 47 orang.
Selanjutnya 12 orang di Kabupaten Kupang; Kota Kupang, 6 orang; Kabupaten Sabu Raijua, 3 orang; Kabupaten Rote Ndao, 1 orang; dan, Kabupaten Ende 1 orang.
"Lalu yang hilang 45 orang, usaha untuk mencari 45 orang masih dilakukan dengan menggunakan anjing pelacak, mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa menemukannya," kata Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi dalam jumpa pers virtual, Senin (12/4/2021).
Baca Juga: Bantuan Rumah Rusak Berat Terdampak Gempa Malang Dijatah Rp 50 Juta
Selain itu, korban luka-luka tercatat mencapai 268 orang, dan sebanyak 7.462 jiwa masih mengungsi, serta 118.166 kepala keluarga atau 404.326 jiwa lainnya terdampak.
BNPB mencatat banjir yang diakibatkan siklon tropis Seroja ini sudah menggenangi 11 kabupaten dan 1 kota di NTT yang merupakan provinsi kepulauan.
Antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Malaka Tengah, Kabupaten Lembata, Kabupaten Ngada, dan Kabupaten Alor.
Selanjutnya, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Kabupaten Ende.
Kemudian kerugian materiil yang tercatat sejauh ini 57.040 rumah terdampak (16.608 rusak berat, 10.381 rusak sedang, 33.183 rusak ringan), 4.767 rumah terendam, 1.652 fasilitas umum terdampak dan 5 jembatan putus.
Baca Juga: Update Gempa Malang, 2.848 Rumah Rusak