Suara.com - Seorang pria Pakistan mengungkapkan ia mengalami kejadian mengerikan dengan alat vitalnya dipotong di dekat sebuah masjid di Shah Alam, Malaysia.
Menyadur World Of Buzz, Kamis (8/4/2021) kasus tersebut terungkap saat teman korban bernama Rizwan Ahmad membuat sebuah laporan kepada polisi mengenai kejadian tersebut.
Seorang teman korban, Rizwan Ahmad, membuat laporan polisi tentang kejadian tersebut dan membagikan detail pengalaman mengerikan itu.
Dia menceritakan bahwa korban sedang duduk sendirian di dekat masjid Alam Impian di Shah Alam pada Minggu malam (4/4) dan didekati oleh empat pria.
Baca Juga: Bekerja di Malaysia, Pria Mempawah Meninggal Dunia
Keempat pria tersebut tiba-tiba bertanya kepada korban apakah dia sudah menikah dan tentang kehidupan seksnya, atau lebih spesifik lagi, apakah dia pernah berhubungan seks di Malaysia.
Korban menjawab bahwa dia sudah menikah, pasangannya ada di Pakistan dan dia tidak melakukan hubungan seksual di Malaysia.
"Lalu, dia (salah satu tersangka) menyuruh (korban) melepas baju dan celananya. Dia (korban) harus melakukan 10 squat. Setelah melakukan squat, dia (korban) langsung memakai kembali celananya," jelas Rizwan kepada Utusan TV.
"Tapi, tersangka kemudian mengatakan tidak pernah menyuruhnya (korban) untuk memakai kembali celananya,” kata Rizwan.
"Kenapa kamu memakai kembali celanamu?" tanya seorang tersangka kepada korban.
Baca Juga: Seleksi Pemain Rans Cilegon FC, Banyak Pemain eks Cilegon United Didepak
Salah satu tersangka kemudian bertanya kepada korban mengapa penisnya tidak dipasang, dan korban menjawab bahwa dia tidak dapat melakukannya.
Tersangka kemudian mengatakan bahwa ia akan memotong penis korban karena dianggap sudah tidak berguna lagi. Namun ancaman tersebut ditolak oleh korban.
"Dia (korban) menyuruh mereka untuk tidak memotong alat kelaminnya," tambah Rizwan."'Anda bisa memotong kaki atau tangan saya,'" korban memohon.
Sayangnya, kelompok pria itu melanjutkan tindakan mengerikan mereka. Mereka menahan korban, memotong penisnya, dan membuangnya sebelum melarikan diri dari tempat kejadian.
Sekelompok pria itu juga membuang ponsel korban sehingga dia tidak bisa meminta bantuan kepada siapapun saat diserang.
Pria malang itu awalnya pingsan karena kesakitan, tetapi ketika dia sadar, dia berhasil menemukan teleponnya dan menelepon teman-teman untuk meminta bantuan.
Nahasnya, penis korban hingga kini belum ditemukan. "Kami belum menemukannya. Banyak dari kami yang pergi mencari, bahkan polisi ada di sana, mereka membantu pencarian tapi datang dengan tangan kosong," papar Rizwan.
Kepala Departemen Investigasi Kriminal Selangor, Datuk Fadzil Ahmat telah mengkonfirmasi insiden tersebut dan menyampaikan bahwa penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui motif tindakan tersebut.
Korban kini sedang mencari pertolongan medis di Rumah Sakit Kuala Lumpur (HKL), dan keluarganya di Pakistan belum mendapat informasi tentang ketidakadilan yang dialaminya.
Korban yang merupakan pemegang kartu UNHCR ini disebut-sebut sebagai orang baik yang tidak punya musuh.