Fakta itu diungkap Ranti, warga Jalan Mahoni nomor 30, Bungur, Senen, Jakarta Pusat yang menjadi saksi mata perselisihan kedua pihak itu.
Ranti mengatakan, keribuan itu terjadi tepat di depan rumah duka setelah Lia Eden wafat atau pada Sabtu (10/4/2021) kemarin.
![Kediaman pemimpin kelompok Salamullah, Lia Aminuddin atau Lia Eden, di Jalan Mahoni Nomor 30, Senen, Jakarta Pusat tampak sepi, Minggu (11/4/2021). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/11/13907-kediaman-lia-eden.jpg)
"Pas Sabtu sih, keluarganya datang mau lihat jenazah buat yang terakhir kayaknya ya. Enggak di-bolehin sama pengikutnya yang di dalam," ujar Ranti di lokasi, Minggu.
Ranti menyebut saat itu anak lelaki Lia Eden yang datang ke rumah tempat berkumpulnya kelompok Salamullah. Ia sempat adu mulut dengan pengikut.
"Ya di depan rumah itu (cekcok). Enggak banyak sih tapi satu doang anaknya yang cowok," tuturnya.
Bahkan, anak Lia Eden juga disebutnya sampai memanggil polisi setempat.
Dikremasi
Setelah dinyatakan meninggal, jenazah Lia Eden akan menjalani proses pemakaman dengan cara pembakaran jenazah atau kremasi. Lia Eden dikabarkan sudah wafat sejak Jumat (9/4/2021).
Salah seorang pengikut Lia Eden saat ditemui di tempat berkumpulnya jemaat Salamullah mengatakan pimpinnanya itu sedang disemayamkan di rumah duka Grand Heaven, Heaven Garden Pluit, Jakarta Utara.
Baca Juga: Wafat, Tak Ada Penampakan Karangan Bunga Berduka di Kerajaan Lia Eden

"Enggak dibawa ke sini. Disemayamkan di Heaven Garden Pluit," ujarnya, Minggu.