Suara.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengungkapkan, banyak warga di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi korban dari banjir bandang akibat siklon tropis Seroja karena letak rumahnya.
Sebagian dari warga tersebut bermukim di kaki bukti yang merupakan aliran sungai sehingga terjadi penyumbatan saat hujan curah tinggi datang.
Doni menuturkan, kalau NTT termasuk ke daerah yang memperoleh curah hujan minim setiap tahunnya. Namun ketika siklon tropis datang, muncul lah hujan lebat terjadi dan angin kencang melanda yang berdampak rusaknya pemukiman warga akibat banjir bandang serta tanah longsor.
Doni kemudian memperlihatkan foto udara yang dihimpun oleh Kementerian PUPR. Dari foto tersebut ditampilkan daerah-daerah yang terdampak itu berada di kaki-kaki bukit yang juga menjadi daerah aliran sungai.
Baca Juga: BNPB: 6 Warga Meninggal Dunia dan 1 Luka Berat Akibat Gempa Jatim
"Sehingga ketika curah hujan tinggi dan kemungkinan terjadi penyumbatan aliran sungai akibatnya air menumpuk dan membentuk bendungan secara alami," kata Doni dikutip dari YouTube BNPB Indonesia, Sabtu (10/4/2021).
"Ketika volume air semakin besar dan sumbatan itu tidak mampu menahan beban air maka menimbulkan banjir bandang," sambungnya.
Kondisi tersebut terjadi di sejumlah wilayah yakni di Kabupaten Alor, Lembata dan Alonara. Karena situasi itu, Doni memerintahkan kepada seluruh BPBD untuk membuat standar operasional prosedur (SOP) pasca adanya informasi dari BMKG.
SOP yang dimaksud itu untuk memberitahukan warga yang berada di daerah beresiko tinggi.
"Mereka yang tinggal di lereng-lereng gunung, di lubang-lubang yang merupakan aliran air, ini harus mendapatkan perhatian yang ekstra waspada," ujarnya.
Baca Juga: Kepala BNPB Sebut Ada Nelayan Sabu Raijua Ditemukan Coast Guard Australia
"Mereka harus diingatkan untuk diungsikan sementara waktu. Semua ini dilakukan demi biaa menyelamatkan jiwa masyarakat," tambah Doni.
Selain itu, Doni juga meminta ada langkah prokatif dari pihak terkait untuk melakukan pemeriksaan sungai atau susur sungai. Menurutnya susur sungai harus dilakukan oleh profesional mulai dari kalangan pecinta alam, Badan Sar Nasional, BPBD, TNI/Polri serta orang-orang terlatih lainnya.
Kegiatan susur sungai itu dilakukan untuk menemukan adanya material yang menghambat aliran air dari hulu sampai ke hulur.
"Untuk dilakukan langkah-langkah yang membuat sumbatan itu bisa segera dialirkan. Sehingga ketika hujan tidak terjadi penyumbatan." imbuh dia.