Ratusan Warga Terdampak Banjir-Longsor Kabupaten Lembata Mengungsi di Kebun

Chandra Iswinarno Suara.Com
Sabtu, 10 April 2021 | 20:29 WIB
Ratusan Warga Terdampak Banjir-Longsor Kabupaten Lembata Mengungsi di Kebun
Ratusan korban banjir bandang dan longsor akibat Badai Seroja di Kabupaten Lembata, NTT mengungsi di Gubuk atau Pondok Parek, Desa Petuntawa, Kecamatan Ile Ape. [Suara.com/M Yasir]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ratusan korban terdampak banjir bandang dan longsor akibat Badai Siklon Tropis Seroja di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengungsi di gubuk atau pondok Parek, Desa Petuntawa, Kecamatan Ile Ape.

Mereka lebih memilih mengungsi di sana daripada di posko yang didirikan pemerintah daerah dengan alasan kenyamanan dan menjaga hasil panen.

Sabtu (10/4/2021), jurnalis Suara.com mendatangi langsung titik pengungsian mandiri tersebut. Pondok atau gubuk tersebut sebelumnya digunakan sebagai tempat peristirahatan warga seusai berkebun sekaligus menyimpan hasil panen.

Pada tahun 2020 lalu saat terjadi bencana erupsi Gunung Ile Ape, pondok Parek Walang juga digunakan oleh warga sebagai tempat pengungsian.

Baca Juga: Cerita Dua Korban Banjir-Longsor Lembata Ditemukan di Tepi Laut

Jurnalis Suara.com kemudian diantar oleh warga sekitar, Robert (35), dari Desa Amakaka ke pondok Parek Walang. Dari Desa Amakaka ke pondok Parek Walang memakan waktu sekitar 30 menit dengan menggunakan sepeda motor.

Suasana di dalam gubuk atau Pondok Parek tempat korban banjir-longsor mengungsi. [Suara.com/M Yasir]
Suasana di dalam gubuk atau Pondok Parek tempat korban banjir-longsor mengungsi. [Suara.com/M Yasir]

Kepala Posko Pondok Parek Walang Artos Tobiona (24) menyebut ada 246 jiwa yang mengungsi di sana. Sebagian besar dari mereka berasal dari desa-desa yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lembata.

"Total pengungsi yang ada di Parek Walang sebanyak 246 jiwa terdiri dari 54 KK dari Desa Lamawara dan 11 KK tersebar di Desa Atawatung,  Desa Mawa, Desa Bunga Muda, Desa Amakaka, dan Desa Tanjung Batu," kata Artos saat ditemui Suara.com.

Artos mengungkapkan alasan warga lebih memilih mengungsi di pondok Parek Walang lantaran mereka lebih merasa nyaman di sana ketimbang di posko yang didirikan oleh pemerintah daerah. Alasan lain, saat ini sedang musim panen sehingga mereka juga harus menjaga kebunnya.

"Meski keterbatasan jaringan listrik, sumber air, akses internet dan keterbatasan lainnya tetapi untuk kenyamanan mereka lebih memilih di tempat ini," katanya.

Baca Juga: Korban Banjir-Longsor Lembata Butuh Bantuan Selimut hingga Susu Bayi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI