Suara.com - Berita duka datang dari Kerajaan Inggris, Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth II dan permaisuri terlama dari raja Inggris mana pun, meninggal dunia pada usia 99 tahun.
"Dengan kesedihan yang mendalam Yang Mulia Ratu mengumumkan kematian suaminya yang tercinta, Yang Mulia Pangeran Philip, Adipati Edinburgh," tulis sebuah pernyataan Kerajaan Inggris, disadur dari NBC News, Jumat (9/4/2021).
"Yang Mulia meninggal dengan damai pagi ini di Kastil Windsor. Pengumuman lebih lanjut akan dibuat pada waktunya. Keluarga Kerajaan bergabung dengan orang-orang di seluruh dunia untuk berduka atas kehilangannya." sambungnya.
Mendukung 65 Tahun
Baca Juga: Pangeran Philip, Suami Ratu Elizabeth Meninggal Dunia
Pangeran Philip menghabiskan 65 tahun mendukung Ratu Elizabeth, pensiun dari peran publiknya pada tahun 2017 dan sejak itu sosoknya tidak terlihat.
Selama masih menjabat, ia membantu menetapkan arah baru bagi monarki di bawah seorang ratu muda, memperjuangkan Inggris, serta masalah lingkungan, sains dan teknologi.
Hubungan Pangeran Philip dengan Putri Elizabeth muda dimulai sebagai sebuah kisah cinta muda.
"Kami bersikap seolah-olah kami telah menjadi milik satu sama lain selama bertahun-tahun," tulis Elizabeth dalam sepucuk surat kepada orangtuanya tak lama setelah mereka menikah.
Selama bertahun-tahun, ratu mengakui pengaruh mendalam Pangeran Philip terhadapnya, ratu memanggilnya "kekuatan dan bertahan" dalam pidato pada ulang tahun pernikahan ke-50 mereka pada tahun 1997.
Baca Juga: Berita Duka, Pangeran Philip Meninggal di Usia 99 Tahun
"Saya, dan seluruh keluarganya, dan ini dan banyak negara lain, berhutang kepadanya lebih besar daripada yang akan dia klaim atau kita akan pernah tahu," ucap Ratu pada saat itu.
Pangeran akan dikenang atas upayanya untuk membantu memodernisasi citra keluarga kerajaan selama masa perubahan besar bagi Inggris dan dunia, terutama pada permulaan pemerintahan Ratu Elizabeth pada tahun 1952.
"Ratu mewarisi dari ayahnya model monarki yang sangat lepas tangan, kuno dan sedikit tidak terlihat," kata Sarah Gristwood, sejarawan dan penulis "Elizabeth: The Queen and the Crown."
Gristwood menjelaskan Ratu tidak dibekali untuk menghadapi era media bar, "dan Pangeran Philip memainkan peran besar dalam memajukannya saat itu." jelasnya.
Pangeran Philip membantu menghidupkan bangsawan melalui media televisi daripada melalui laporan siaran radio. Dia adalah anggota keluarga kerajaan pertama yang melakukan wawancara di televisi.
Pangeran Philip juga dikatakan memiliki andil dalam siaran televisi penobatan ratu pada tahun 1953 dan dalam mengorganisir sebuah film dokumenter televisi tahun 1969 yang inovatif tentang keluarga kerajaan.
"Dia membantu menciptakan model keluarga kerajaan Inggris yang memungkinkannya terus berlanjut hingga abad ke-21," kata Gristwood.
Kotak Jeruk
Pangeran Philip lahir pada 10 Juni 1921, di pulau Corfu Yunani, dia adalah satu-satunya putra Pangeran Andrew dari Yunani dan Denmark, dan Putri Alice dari Battenberg.
Raja Yunani, paman Philip, dipaksa turun tahta ketika Philip masih bayi, dan keluarganya melarikan diri ke Paris.
Pada saat itu, Pangeran Philip dikisahkan dibawa ke sebuah tempat yang aman dan diletakkan di tempat tidur yang terbuat dari kotak jeruk.
Pada usia 7, dia pindah ke Inggris, di mana dia tinggal di Istana Kensington, sekarang rumah Pangeran William. Philip tinggal di sana bersama nenek dari pihak ayah, Victoria Mountbatten, dan kemudian bersekolah di Gordonstoun, sebuah sekolah berasrama di Skotlandia.
Pada usia 18, Philip bergabung dengan Royal Navy dan lulus dari Britannia Royal Naval College sebagai kadet papan atas.
Pangeran pernah bertugas di Samudera Hindia ke Mediterania, dan pada tahun 1945 di akhir Perang Dunia II, dia berada di Teluk Tokyo ketika Jepang menyerah.
Pangeran Philip dan Ratu menikah di Westminster Abbey pada 20 November 1947, dengan sekitar 2.000 tamu hadir dan 200 juta lainnya mendengarkan upacara di radio.