Suara.com - Kelangkaan bahan bakar minyak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, terjadi sejak sebelum bencana banjir bandang dan longsor. Kemarin, antrean pembeli mengular hingga ratusan meter di salah satu SPBU di Jalan Trans Lembata.
Polce, salah satu warga Kabupeten Lembata, mengungkapkan kepada Suara.com, "Memang sedang langka BBM sebelum ada bencana ini."
Kendati demikian, harga jual BBM di SPBU tetap normal. Berbeda dengan harga BBM eceran.
"Kalau beli di pinggiran itu setengah botol besar harganya Rp25 ribu," katanya.
Baca Juga: Kisah Heroik Sekdes di Lembata: Randi Tewas Tertimbun Demi Nyawa Satu Desa
Listrik dan sinyal terganggu
Hingga Jumat (9/4/2021) pagi, listrik dan jaringan telekomunikasi di Desa Amakaka dan Desa Waematan masih terganggu.
Desa Amakaka terletak di Kecamatan Ile Ape, sedangkan Desa Waematan terletak di Kecamatan Ile Ape Timur.
Ketika Suara.com melewati Jalan Trans Lembata Kamis petang, sepanjang jalan Desa Waematan hingga Desa Amakaka tak ada penerangan listrik. Yang ada hanya penerangan lilin di berberapa lokasi.
Ada 20 korban bencana di Desa Amakaka dan Desa Waematan yang belum ditemukan: sembilan orang di Desa Amakaka dan 11 orang di Desa Waematan.
Baca Juga: Banjir Bandang di NTT Telan 163 Korban Jiwa, Begini Tanggapan Jokowi
Seksi Sumber Daya Basarnas Maumere Karel mengatakan pencarian akan dilanjutkan besok pukul 08.00 WITA.
Tim SAR gabungan yang diterjunkan ke lokasi.
Proses evakuasi juga menggunakan alat berat karena sebagian besar korban tertimbun material batu berukuran besar sisa erupsi Gunung Ile Ape.
"Ini menjadi fokus pencarian kita," kata Karel di Desa Amakaka.