Suara.com - Sekretaris Desa Waematan, Randi Rupa (32) menjadi salah satu korban tertimbun longsor akibat banjir bandang dan badai siklon tropis seroja di Kabupaten Lembata, Kecamatan Ile Ape Timur, Nusa Tenggara Barat (NTT), pada Minggu (4/4) dini hari.
Hingga Jumat (9/4/2021) siang, jenazah Randi belum juga ditemukan.
Selain Randi, ibu dan dua adiknya juga dilaporkan tewas tertimbun longsor saat berada di dalam rumah. Total ada 13 rumah di Desa Waematan yang terdampak longsor dengan korban jiwa diperkirakan sebanyak 26 orang.
"Sudah ditemukan 15 yang belum 11, termasuk Sekdes dia punya mama dan dua adik," kata Kepala Desa Waematan, Mus kepada Suara.com di lokasi.
Baca Juga: Tim SAR Evakuasi Enam Korban Tertimbun Longsor Lembata NTT
Hujan deras disertai angin kencang sudah mengguyur Desa Waematan sejak Sabtu (3/4) pagi sebelum terjadinya banjir dan longsor pada Minggu (4/4) sekira pukul 01.30 WITA.
Randi, kata Mus, sempat menghubungi perangkat Desa Jontona pada Minggu (4/4) sekira pukul 01.00 WITA dini hari untuk bersiaga lantaran desa tersebut masuk zona merah bencana banjir dan erupsi.
Randi memberikan kabar lebih dahulu ke Desa Jontona lantaran sepanjang pengalaman Desa Waematan aman dari bencana banjir dan longsor. Namun, banjir dan longsor justru terjadi cukup parah di Desa Waematan. Sedangkan, di Desa Jontona tidak terlalu parah dan sebagian besar warganya telah mengevakuasi pasca mendapat kabar dari Randi.
"Setiap dia (Randi) kasih kabar itu pakai Orari (telepon satelit) dia sudah tidak bia dihubungi," beber Musa.
Hingga kekinian Tim SAR gabungan masih terus melakukan upaya evakuasi korban banjir bandang dan longsor di Desa Waematan. Proses evakuasi terkendala dengan material longsor yang sebagian besar merupakan bebatuan alam berukuran besar dari Gunung Ile Ape.
Baca Juga: Dampak Banjir Bandang di Lembata 38 Orang Hilang