Calon Jemaah Harus Bersertifikat WHO, Kemenag Koordinasi ke Kemenkes

Jum'at, 09 April 2021 | 17:56 WIB
Calon Jemaah Harus Bersertifikat WHO, Kemenag Koordinasi ke Kemenkes
ILUSTRASI - Warga Saudi dan warga asing mengelilingi Ka'bah (Tawaf) di kompleks Masjidil Haram di kota suci Mekkah, Minggu (4/10/2020). [Saudi Ministry of Hajj and Umra / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Agama RI sedang berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, menyusul pemberian izin ibadah umrah bagi calon jemaah yang sudah divaksin covid-19.

Namun belakangan, syarat vaksin yang disuntikkan harus bersertifikat Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Namun Sinovac, salah satu vaksin yang digunakan dalam pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat Indonesia, diketahui belum memiliki sertifikat dari WHO.

Karena itu, kata Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, pihaknya segera berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin.

"Harus informasi ke pak menteri kesehatan ya. Iya (koordinasi)," kata Zainut di kompleks DPR, Jumat (9/4/2021).

Untuk diketahui, otoritas Arab Saudi mengizinkan ibadah umrah, namun dengan catatan hanya untuk jemaah yang sudah divaksin covid-19.

Belakangan, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mempertegas izin tersebut berlaku bagi jemaah yang memang sudah disuntik vaksin dengan sertifikasi WHO.

Sementara diketahui vaksin Covid-19 Sinovac yang kebanyakan disuntikkan kepada masyarakat Indonesia, dikatakan Yaqut belum disertifikasi WHO.

"Sinovac, sebenarnya bukan tidak disetujui pak, tidak begitu. Jadi persyaratan yang diberikan pemerintah Saudi untuk bisa terima jemaah umrah, saya enggak bicara haji saja ya," kata Yaqut dalam rapat dengan Komisi VIII DPR, Kamis (8/4/2021).

Baca Juga: Wamenag Tegaskan Doa Lintas Agama untuk Kegiatan Internal Kemenag

"Kalau umrah itu syaratnya adalah sudah divaksin, kan sudah mulai dibuka mulai Ramadan besok boleh umrah tapi yang sudah divaksin. Vaksinnya itu harus certificated WHO. Jadi sudah disertifikasi WHO, sementara Sinovac belum," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI