Anies Buka Sekolah 23 Hari Kelamaan, Epidemiolog: Buat Anak kok Coba-coba

Jum'at, 09 April 2021 | 13:25 WIB
Anies Buka Sekolah 23 Hari Kelamaan, Epidemiolog: Buat Anak kok Coba-coba
Hari pertama masuk sekolah di SDN 03 Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (7/4/2021). (Suara.com/Tio)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menentang kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah selama 23 hari sejak 7 April lalu. Ia menilai waktu pembukaan sekolah terlalu lama.

Miko mengatakan seharusnya uji coba hanya dilakukan 1-2 hari saja, tidak perlu sampai 23 hari. Sebab semakin lama dibuka, risiko terpapar Covid-19 akan semakin tinggi.

"Kalau 23 hari menurut saya terlalu berisiko. karena risiko ada di rumah, di jalan, dan di sekolah. Walaupun di sekolah protokol kesehatannya paling bagus ya, tapi hanya membuat risikonya lebih kecil," ujar Miko saat dihubungi Suara.com, Jumat (9/4/2021).

Miko menyebut seharusnya Anies tak coba-coba dengan pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19 ini. Apalagi melibatkan anak dan virus yang berbahaya.

Baca Juga: Bahas Korupsi Bersama Pukat FH UGM, Anies Baswedan: Pemicunya Keserakahan

Suasana sekolah tatap muka di SDN 3 Manggarai, Jakarta Selatan. (Suara.com/Yaumal)
Suasana sekolah tatap muka di SDN 3 Manggarai, Jakarta Selatan. (Suara.com/Yaumal)

"Buat anak kok coba-coba. Buat anak jangan coba-coba, apalagi uji cobanya buat infeksi covid, waduh," kata Miko.

"Apalagi kalau di rumahnya ada lansia. Jadi jangan coba-coba kalau buat kena covid jangan coba-coba," tambahnya.

Menurut Miko, pembukaan sekolah tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan. Harus memperhatikan indikator dan kondisi penularan Covid-19 seperti positivity rate.

"Kalau uji coba 1-2 hari boleh, untuk melihat kesiapan sekolah nanti kalo buka. Tapi pembukaannya tetap mengacu pada Indikator. Kalau wabahnya dah turun, dan positivity ratenya kurang dari 5 persen. Nggak ada tawar menawar," pungkasnya.

Baca Juga: Bikin Tugu Sepeda di Kawasan Sudirman, Anies Habiskan Dana Rp800 Juta

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI