Operasi Penangkapan Selebriti Myanmar yang Menolak Kudeta Kian Menjadi-jadi

SiswantoBBC Suara.Com
Jum'at, 09 April 2021 | 10:10 WIB
Operasi Penangkapan Selebriti Myanmar yang Menolak Kudeta Kian Menjadi-jadi
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah seorang selebriti terpopuler di Myanmar ditahan oleh militer di tengah makin gencarnya penangkapan atas para pesohor yang terlibat gerakan protes anti-kudeta.

Dia adalah Paing Takhon, model dan aktor yang punya jutaan fans di Myanmar dan Thailand, yang diketahui aktif turun ke jalan dan menggalang aksi protes secara daring.

Akun Takhon di Instagram - yang punya lebih dari sejuta pengikut - telah ditutup bersamaan dengan akunnya di Facebook.

Militer melancarkan kudeta pada 1 Februari lalu, sehingga memicu gelombang protes selama berminggu-minggu.

Baca Juga: Gedung Dikuasai Junta Militer, Duta Besar Myanmar di Inggris Tidur di Mobil

Sekitar 600 warga sipil tewas akibat gelombang protes mereka direspons lewat penembakan brutal oleh aparat keamanan.

Bagaimana dia ditangkap?

Menurut unggahan adik perempuan Takhon, Thi Thi Lwin, di Facebook sekitar 50 tentara dengan delapan truk militer datang menangkap kakaknya Kamis (08/04 pagi sekitar pukul 05.00 waktu setempat.

Seorang kenalan dekatnya, yang tidak mau disebut namanya, mengatakan kepada BBC bahwa Takhon ditangkap dari rumah ibunya di Dagon Utara, salah satu distrik di Kota Yangon.

Mereka juga mengungkapkan bahwa dia telah menderita "depresi berat".

Kenalannya itu juga menyatakan bahwa kesehatan fisiknya pun dikabarkan terganggu, bahkan sampai tidak bisa "berdiri atau jalan secara normal", namun tidak ada keterangan rinci lebih lanjut mengenai Takhon.

Baca Juga: Aktor Paing Takhon Ditangkap saat Sedang Sakit

Namun, dia memang sudah "menyadari konsekuensi" yang bakal ditanggung, bahwa merasa "tidak takut sama sekali."

Kini mereka tidak dapat berkomunikasi dengan Takhon karena dua ponselnya turut disita.

Apa pendapatnya soal kudeta?

Pria 24 tahun itu terlihat beberapa kali ikut demo dan pawai.

Dia pun diketahui mengunggah gambar-gambar tokoh pro-demokrasi dan pemimpin yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, ke akunnya di media sosial.

"Kami mengecam keras kudeta militer. Kami menuntut segera dibebaskannya Aung San Suu Kyi, Presiden U Win Myint, para menteri pemerintahan sipil dan anggota parlemen yang terpilih [hasil Pemilu]," tulis Takhon dalam unggahan ke akunnya di media sosial yang telah ditutup.

"Kami menuntut agar hasil Pemilu 2020 tetap ditegakkan dan segera dibentuk pemerintahan sipil yang baru oleh parlemen pimpinan NLD.

Penangkapan makin gencar

Penangkapan Takhon ini merupakan contoh terkini dari kian gencarnya junta militer dalam menindak para selebriti yang anti-kudeta dalam beberapa hari terakhir.

Ini juga terjadi sehari setelah duta besar Myanmar untuk Inggris mengatakan bahwa atase militer telah mengambil alih kedutaan di London sekaligus mengusirnya.

Pengusiran itu muncul setelah Dubes Kyaw Zwar Minn, yang kini dicopot dari jabatannya, menyerukan agar Aung San Suu Kyi dibebaskan.

Hingga kini aparat keamanan Myanmar telah mengeluarkan sekitar 100 surat penangkapan atas para sineas, aktor, selebiriti dan jurnalis yang lantang menentang kudeta.

Awal pekan ini, aparat juga telah menangkap komedian paling populer di Myanmar, Zarganar.

Sedangkan pekan lalu, ratu kecantikan Myanmar, Han Lay, secara terbuka menentang kudeta saat berpidato dalam suatu kontes di Thailand.

Gelombang protes masih terus terjadi di penjuru Myanmar - yang juga dikenal dengan sebutan Burma - sejak militer melancarkan kudeta pada 1 Februari dan menerapkan keadaan darurat selama setahun.

Pihak militer mengklaim ada kecurangan besar saat Pemilu akhir tahun lalu yang kembali memenangkan Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), untuk memerintah lagi.


Profil Myanmar

  • Myanmar, yang juga disebut Burma, merdeka dari Inggris pada 1948. Namun sejak saat itu sering di bawah kekuasaan militer.
  • Pembatasan di Myanmar mulai longgar pada 2010, membuka jalan bagi pemilu yang bebas pada 2015 dan diselenggarakannya pemerintahan sipil yang dipimpin tokoh pro demokrasi Aung San Suu Kyi setahun kemudian.
  • Pada 2017, militer Myanmar membalas serangan atas polisi oleh militan Rohingya dengan melakukan operasi pemberantasan secara brutal, menyebabkan lebih dari setengah juta Muslim Rohingya mengungsi ke negara tetangga, Bangladesh. Aksi militer itu disebut PBB "contoh nyata pembersihan etnis."


BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI