Salahkan Busana Perempuan dalam Peningkatan Perkosaan, PM Pakistan Dikecam

Kamis, 08 April 2021 | 15:19 WIB
Salahkan Busana Perempuan dalam Peningkatan Perkosaan, PM Pakistan Dikecam
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para aktivis hak asasi Pakistan mengecam Perdana Menteri Imran Khan, setelah mantan pemain kriket itu menyalahkan cara perempuan berpakaian dalam peningkatan kasus pemerkosaan.

Dalam sebuah wawancara di televisi yang disiarkan secara langsung akhir pekan lalu, Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mengatakan peningkatan angka pemerkosaan mengindikasikan "konsekuensi dalam masyarakat mana pun, ketika vulgaritas sedang meningkat".

Lalu lulusan Oxford itu menyebutkan "insiden pemerkosaan ... sebenarnya telah meningkat sangat pesat di masyarakat," katanya.

Dia menyarankan perempuan untuk menutupi (tubuh) untuk mencegah timbulnya godaan.  Demikian dikutip dari kantor berita AFP.

"Seluruh konsep ‘purdah' ini untuk menghindari godaan, namun tidak semua orang memiliki kemauan untuk menghindari hal itu," katanya, sambil menggunakan istilah yang bisa merujuk pada pakaian sederhana atau perbedaan jenis kelamin.

Ratusan orang telah menandatangani pernyataan yang beredar via online hari Rabu (07/04), yang menyebutkan komentar Khan "secara faktual salah, tidak sensitif dan berbahaya".

Kesalahan pada pelaku dan sistem

"Kesalahan semata-mata terletak pada pemerkosa dan sistem yang memungkinkan terjadinya pemerkosaan, termasuk budaya yang dipupuk lewat pernyataan-pernyataan, seperti yang dikemukakan oleh (Khan)," tulis petisi itu.

Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan, yang merupakan pengawas HAM independen, mengatakan pihaknya "terkejut" dengan komentar Khan.

Baca Juga: Tampil Stylish Pakai Stoking, Penampilan Jill Biden Malah Tuai Pro-Kontra

"Komentarnya tidak hanya mengkhianati rasa "ketidaktahuan yang membingungkan” tentang di mana, mengapa dan bagaimana pemerkosaan terjadi, tetapi juga menyalahkan korban pemerkosaan, yang seharusnya sudah diketahui pemerintah, dapat berkisar korbannya mulai dari anak-anak hingga korban kejahatan kehormatan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI