AstraZeneca: Inggris Usut Kemungkinan Kaitan Pembekuan Darah dengan Vaksin

SiswantoBBC Suara.Com
Kamis, 08 April 2021 | 11:24 WIB
AstraZeneca: Inggris Usut Kemungkinan Kaitan Pembekuan Darah dengan Vaksin
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Uji coba vaksin Oxford-AstraZeneca Covid pada anak-anak di Inggris ditunda, selagi regulator obat-obatan di negara itu menyelidiki kemungkinan kaitan vaksin tersebut dengan kasus pembekuan darah yang langka pada orang dewasa.

Profesor Andrew Pollard dari Universitas Oxford mengatakan kepada BBC bahwa tidak ada masalah keamanan dengan uji coba itu sendiri, tetapi para ilmuwan sedang menunggu informasi lebih lanjut.

Sekitar 300 relawan mendaftar dalam uji coba tersebut.

Lebih dari 31,6 juta orang di Inggris telah disuntik vaksin dosis pertama dan total 5,4 juta orang telah menerima dosis kedua.

Baca Juga: Uji Coba AstraZeneca ke Anak-anak Distop karena Risiko Pembekuan Darah

Dua vaksin - yang dikembangkan oleh Oxford-AstraZeneca dan Pfizer-BioNtech - telah digunakan di Inggris, sementara yang ketiga - dari Moderna - baru saja mendapat izin.

Uji coba vaksin Oxford-AstraZeneca pada anak-anak, yang dimulai pada Februari, bertujuan mencari tahu apakah vaksin tersebut dapat menghasilkan respons imun yang kuat pada anak-anak berusia antara enam dan 17 tahun.

Uji coba itu ditangguhkan setelah seorang pejabat Badan Kesehatan Eropa (EMA), yang berbicara dalam kapasitas pribadi, mengatakan tampaknya ada hubungan antara vaksin dengan kasus pembekuan darah yang langka.

Mengkonfirmasi bahwa uji coba pada anak-anak dihentikan sementara, Prof. Pollard mengatakan: "Meskipun tidak ada masalah keamanan dalam uji klinis pada anak-anak, kami menunggu informasi tambahan dari MHRA tentang peninjauan terhadap kasus langka trombosis/trombositopenia yang dilaporkan pada orang dewasa, sebelum memberikan vaksinasi lebih lanjut dalam uji coba. "

Para relawan diminta untuk terus menghadiri semua kunjungan terjadwal dan dapat menghubungi pihak penyelenggara uji coba jika ada pertanyaan.

Baca Juga: Kata Ahli Soal Pembekuan Darah Vaksin AstraZeneca dan Berita Kesehatan Lain

Kabar terbaru dari EMA dan regulator Inggris, Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA), diperkirakan datang dalam beberapa hari ke depan.

EMA mengatakan komite keamanannya "belum mencapai kesimpulan dan peninjauan saat ini masih berlangsung".

MHRA mengatakan manfaat vaksin tetap lebih besar daripada risikonya.

Sejumlah negara lain telah menangguhkan penggunaan vaksin Oxford-AstraZeneca di kalangan anak muda, termasuk Jerman, yang telah menghentikan penggunaan vaksin untuk warga berusia di bawah 60 tahun, dan Kanada, yang tidak memberikan vaksin kepada warga berusia di bawah 55 tahun.


Perlu informasi lebih lanjut

Analisis Nick Triggle, koresponden kesehatan BBC News

Semua obat, dari vaksin sampai parasetamol, berpotensi menimbulkan efek samping yang parah.

Vaksin flu musiman, misalnya, dapat menyebabkan gangguan saraf sindrom Guillain-Barre dengan kemungkinan satu banding sejuta.

Pertanyaan kuncinya: Apakah risikonya sepadan dengan manfaatnya?

Bahkan jika vaksin adalah penyebabnya, dan ini masih belum terbukti, angka tersebut menunjukkan sekitar satu kematian dari setiap 2,5 juta orang yang divaksinasi di Inggris.

Untuk setiap orang terinfeksi yang berusia di atas 75 tahun, ada satu kematian per delapan infeksi Covid.

Bagi mereka yang berusia 40-an, angka kematiannya satu per-1000.

Jadi pada dasarnya, rasio risiko-manfaat jelas mendukung vaksinasi - jika Anda berasumsi bahwa Anda akan terinfeksi pada suatu waktu.

Tetapi yang dibutuhkan sekarang ialah informasi lebih lanjut tentang orang-orang yang menderita pembekuan darah yang langka ini. Berapa usia mereka? Apakah mereka mengidap kondisi kesehatan bawaan yang dapat menjelaskan apa yang terjadi?

Ini akan membantu mempersempit skala potensi risiko.

Kabar terbaru dari regulator Inggris - serta regulator Eropa - diharapkan muncul dalam beberapa hari mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI