Pornhub, Xvideos, Xhamster: Situs Porno Promosikan Video Kekerasan Seksual

SiswantoBBC Suara.Com
Kamis, 08 April 2021 | 11:20 WIB
Pornhub, Xvideos, Xhamster: Situs Porno Promosikan Video Kekerasan Seksual
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satu dari delapan video pada situs-situs porno populer di Inggris mencantumkan judul yang merinci berbagai aksi kekerasan seksual guna menarik penonton, menurut sebuah kajian.

Kajian yang dimuat British Journal of Criminology tersebut menganalisa judul dan deskripsi 131.738 video pada halaman pertama situs Pornhub, Xvideos, dan Xhamster.

Salah satu peneliti menyebut deskripsi mengenai pemerkosaan, pelecehan fisik, dan hubungan seks sedarah atau inses sedemikian lazim pada situs-situs porno itu sehingga dirinya "terkejut".

Ketiga laman itu menentang hasil studi tersebut, dan mereka mengklaim telah menghapus konten ilegal.

Baca Juga: Setiap 40 Menit 1 Perempuan Dewasa Indonesia Jadi Korban Kekerasan Seksual

Dalam melakoni kajian, para peneliti mengambil tangkapan layar laman utama ketiga situs porno terpopuler itu setiap jam selama periode enam bulan antara 2017 dan 2018.

Para peneliti juga menemukan judul dan deskripsi video—tapi bukan konten video-video itu sendiri—melalui berbagai kata kunci yang sejalan dengan definisi kekerasan seksual versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Peneliti-peneliti itu kemudian mengesampingkan video-video kategori BDSM (bondage, domination, and sado-masochism atau perbudakan, dominasi, dan sado-masokisme) yang dibuat secara suka sama suka.

Penonton baru

Kajian ini melaporkan:

  • Lebih dari 8.000 judul merujuk pada agresi fisik atau tindakan seksual dengan pemaksaan
  • Sebanyak 2.966 judul mendeskripsikan pelecehan seksual berbasis foto atau video, seperti 'kamera tersembunyi' atau 'mengintip dalam rok'.
  • Sebanyak 5.785 judul mendeskripsikan tindakan seksual antara anggota keluarga—materi 'kekerasan seksual' paling umum yang diidentifikasi laporan ini.

Lebih lanjut, menurut kajian itu, kata-kata kunci paling umum mencakup "pemaksaan", "menggerayangi", dan "menganiaya".

Baca Juga: Bukan Cuma Pornhub, Foto dan Video Syur Lokal Juga Bisa Ditemui di Sini

Adapun kata "remaja" paling sering muncul dalam keseluruhan data, berjumlah 7,7% dari semua video.

Angka ini naik menjadi 8,5% dalam video yang diidentifikasi menampilkan aksi kekerasan seksual.

Pornhub, XHamster, dan XVideos dipilih sebagai obyek penelitian karena ketiganya adalah situs-situs porno paling banyak dikunjungi di Inggris.

Konten dalam ketiga situs itu dapat dilihat pengunjung pertama, dan dapat disaksikan tanpa atau sedikit proses verifikasi usia, sebut kajian tersebut.

Syarat dan ketentuan

Dalam syarat dan ketentuan ketiga situs itu, Pornhub dan XVideos melarang konten yang "menampilkan" pelecehan seksual anak, pemerkosaan, inses, dan tindakan pemaksaan seksual.

Dan XHamster melarang konten yang "tidak sesuai dengan hukum, mengancam, menyiksa, mengganggu" atau "membenci".

Pemilik Pornub, MIndgeek, baru-baru ini menghapus jutaan video unggahan para pengguna yang belum diverifikasi setelah muncul sejumlah klaim bahwa situs tersebut menampung konten-konten ilegal.

Akan tetapi, Mindgeek membela video-video yang masih dipertontonkan situs itu.

"Orang-orang dewasa yang bertindak atas persetujuannya sendiri, berhak atas preferensi seksual mereka, selama itu sah secara hukum dan konsensual, dan semua minat itu memenuhi kriteria-kriteria, disambut di Pornhub," kata seorang juru bicara.

Dua situs lainnya tidak menanggapi permintaan BBC untuk berkomentar.

Pekan lalu, Pornhub merilis laporan transparansinya yang pertama, dengan menyebut bahwa pihaknya telah menghapus 653.465 video karena melanggar aturan.

"Ingat, minat seksual yang terlihat merendahkan martabat atau memalukan tidak sama dengan tindakan ilegal, menyiksa, dan non-konsensual," tambah laporan itu.

"Apa yang terjadi antara orang-orang dewasa yang suka sama suka adalah konsensual. Non-konsensual harus dibedakan dari persetujuan untuk melepaskan kendali."

Akan tetapi, Clare McGlynn QC, selaku profesor hukum di Durham yang juga melakukan studi ini, mengatakan: "Mengejutkan bahwa materi ini yang dipilih perusahaan situs porno untuk ditampilkan kepada pengguna pertama."

'Tampak meyakinkan'

Fiona Vera-Gray, pembuat riset hukum dan peneliti dalam studi ini, menyebut konten kekerasan seksual ditampilkan dengan "mengerotiskan non-konsensual" dan mengaburkan "batasan antara kepuasan seksual dan kekerasan seksual".

Penulisan judul dan deskripsi dalam video porno dioptimalkan "guna menarik penonton", kata Charlotte Rose, mantan pekerja seks selama lebih dari 20 tahun.

Ditambahkannya, mayoritas konten porno di Inggris "etis dan konsensual" namun video-video pada situs-situs porno terkenal tidak selalu transparan.

"Bagi rata-rata penonton, sulit membedakan mana yang asli dan mana yang fantasi," jelas Rose.

"Pelakon video porno bisa membuat sesuatu tampak meyakinkan, mereka bisa memperlihatkan sesuatu yang keji namun sebenarnya, para aktornya menikmati karena itu minat mereka."

Rose menegaskan, video porno yang ekstrem dan tidak diatur "bisa menciptakan jembatan menuju tindakan-tindakan keji lainnya". Dia menilai penonton harus dibuat "sepenuhnya paham" mengenai video porno yang "etis, konsensual, dan fantasi, bukan kehidupan nyata".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI