Suara.com - Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Krisdayanti yang juga ibunda dari Aurel menanggapi pernikahan anak sulungnya dengan Atta Halilintar. Belakangan pernikahan Atta - Aurel mendapat sorotan mulai dari kehadiran Presiden Joko Widodo hingga Kementerian Sekretariat Negara yang menggunduh momen sakral keduanya di akun resmi Kemensetneg.
Menurut KD sapaan karibanya, kedatangan Jokowi hingga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam pernikahan Atta dan Aurel itu merupakan bentuk dukungan terhadap anak muda.
"Mas Atta sebagai seorang anak muda influencer yang positif saya pikir kehadiran bapak sebagai kepala negara lebih melihat dukungan ke anak muda yang memiliki inovasi. Semangat untuk memberikan rasa positif untuk semua anak muda untuk bisa bekerja ke depannya, bukan sekadar hadir hanya untuk melihat atau dipandang. Saya pikir nggak ada itu," tutur KD di Kompleks Parlemen DPR, Rabu (7/4/2021).
Karena itu KD meminta kehadiran Jokowi di pernikahan putrinya tersebut disikapi secara positif.
Baca Juga: Jokowi: Sikap Ekslusif dan Tertutup Dapat Merusak Sendi-sendi Kebangsaan
Ia sekaligus memuji Atta yang baru saja beberapa hari lalu resmi meminang Aurel.
"Jadi saya mohon ini disikapi secara positif. Saya takutnya nanti ada rancu di sini, artinya tetap dianggap positif karena mereka berdua khususnya Mas Atta seorang positif, kerja keras, dan memberikan dampak baik untuk khalayak khususnya milenial," ujar KD.
Jokowi Dikritik
Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar mengkritik momen Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menghadiri pernikahan pasangan selebriti Atta Halilintar - Aurel Hermansyah.
Haris Azhar menegaskan, tidak salah pejabat negara menghadiri sebuah pesta pernikahan. Namun, dalam hal ini dia menyoroti ramainya orang bicara tentang ketidakadilan.
Baca Juga: Jokowi: Ormas Keagamaan Harus Miliki Prinsip Anti-kekerasan
Untuk menggugurkan dalil yang menyebut pemerintah tidak adil itu, Haris Azhar menantang tegas pemerintah untuk melakukan treatment serupa untuk pernikahan lainnya.
Haris Azhar menyebut secara tidak langsung pernikahan pasangan selebriti muda itu menggunakan fasilitas negara.
"Pertama, salahkah pejabat hadir ke pernikahan? Nggak. Nggak salah, tapi kalau dalam konteks yang ramai kemarin, soal menggunakan fasilitas negara, website, disiarkan di Setneg, boleh nggak, boleh, tapi bicara keadilan," kata Haris Azhar seperti dikutip Suara.com.
Haris Azhar kemudian menantang pemerintah, bisa tidak hari Sabtu besok akun resmi pemerintah ikut menyiarkan pernikahan warga lainnya.
"Bisa nggak hari sabtu besok, ada lagi warga yang nikahan di Sumba Timur atau di NTT yang sedang kena bencana tapi sudah ada jadwal nikahan, untuk disiarkan," tantang Haris Azhar.
"Bisa nggak Sabtu besok website Setneg juga menyiarkan pernikahan di tengah situasi bencana di NTT untuk menggugurkan (anggapan ketidakadilan)," tambahnya.
Menurut dia, upaya itu bisa menjadi salah satu hal yang menggugurkan anggapan bahwa pemerintah berlaku tak adil dan hanya berpihak pada pernikahan Atta-Aurel saja.
"Supaya website Setneg kelihatan adil, hari Sabtu besok harus ada pernikahan di NTT yang harus disupport negara supaya tetap jadi orang itu nikah. Di gereja, masjid, nggak apa-apa, dan Setneg menyiarkan itu supaya gugur dalil bahwa website Setneg tidak hanya menyiarkan pernikahan Atta-Aurel," tegasnya.
Apabila Sabtu besok tidak ada siaran langsung pernikahan lainnya, menurut Haris Azhar bisa jadi anggapan bahwa pemerintah tak adil itu benar.
"Kalau Sabtu besok tidak ada live pernikahan rakyat jelata, di situ tidak adil. Jadi ada kesempatan mendalilkan ketidakadilan yg banyak diguncingkan," tandasnya.
Haris Azhar juga berbicara soal pemilihan Jokowi dan Prabowo sebagai saksi pernikahan Atta-Aurel.
Sebagai lawyer, dia menegaskan bahwa peranan saksi dalam sebuah pernikahan itu merupakan tanggung jawab besar.
Mengaku tidak berharap akan terjadi kemungkinan buruk, Hariz Azhar berharap pertimbangan pemilihan Jokowi dan Prabowo telah dipikirkan secara matang.