Setahun Sekolah Daring, Yanti Kini Beli Seragam dan Sepatu Baru buat Anak

Rabu, 07 April 2021 | 12:10 WIB
Setahun Sekolah Daring, Yanti Kini Beli Seragam dan Sepatu Baru buat Anak
Yanti, salah satu orang tua murid SD Negeri Cipete Utara 15 Pagi, Jakarta Selatan. (Suara.com/Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sudah sejak minggu lalu, Yatni menyiapkan aneka kebutuhan sekolah untuk putranya tercinta yang bernama Bayu. Sang anak saat ini duduk di bangku kelas lima dan sekolah di SD Negeri Cipete Utara 15 Pagi, Jakarta Selatan.

Yanti mengungkapkan, segala kebutuhan seperti sepatu hingga seragam sang anak sudah sempit -- sehingga harus beli baru. Pasalnya, berat dan tinggi sang anak terus bertambah. 

"Sepatunya sempit, seragamnya sempit, semuanya baru, beli lagi. Iya lah sudah setahun tidak dipakai, anak-anak badannya pada melar," kata Yanti seraya bercanda saat dijumpai di SD Negeri Cipete Utara 15 Pagi, Jakarta Selatan, Rabu (7/4/2021).

Baca Juga: Siswi SD Takut Terpapar Corona di Sekolah: Dilarang Ngobrol Sama Mama

Selain itu, Yanti juga membekali sang anak dengan alat-alat seperti masker, hand sanitizer, hingga face shield. Tak lupa, dia membawakan bekal untuk Bayu karena kantin sekolah masih tutup.

"Ya masker, faceshield, hand sanitizer, terus baju, buku-bukunya sama bekelin sarapan kan kantin tidak buka, tidak boleh jajan," sambungnya.

Terpisah, Kepala Sekolah SDN Cipete Utara 15, Tri Cahyadi mengatakan, sebanyak 71 siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar hari ini. Bagi para siswa yang tidak mengikuti pembelajaran secara tatap muka, mereka akan sekolah secara virtual.

"71 siswa itu dibagi 2 sesi juga. Total seluruh siswa dari kelas 4-5 ada 192. Yang tidak ikut pembelajaran tatap muka, tetap masuk melalui virtual tadi," kata Tri di lokasi.

Tri melanjutkan, setelah selesai belajar, para siswa diharuskan keluar melalui pintu gerbang belakang. Dengan demikian, cara tersebut diyakini mampu mengurai kontak fisik antarsiswa.

Baca Juga: Suasana Uji Coba Sekolah Tatap Muka di SDN Kenari 08

"Nanti anaknya pulang lewat pintu belakang, jadi tidak ada kontak dengan temennya. Jadi bener-bener belajarnya efektif. Nah tadikan 32 yang tidak diizinkan 6 jadi tetep ada kelas melalui virtual, 6 siswa itu. Tetap dilayani gurunya dari rumah," sambungnya.

Pantauan di ruang kelas, para siswa terpantau menggunakan masker sekaligus faceshield. Tri menyebut, pihak sekolah telah memberikan imbauan sebelum para siswa datang ke sekolah untuk memakai masker dan face shield.

Sebagai catatan, hanya siswa kelas empat sampai enam saja yang bisa sekolah secara tatap muka. Selain itu, kegiatan belajar mengajar dibagi dalam dua sesi.

"Tapi dari rumah juga kita sudah ingatkan supaya siswa pakai masker dan faceshield. Dan tidak boleh berkerumun dengan temannya," beber Tri.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana sebelumnya mengatakan, durasi pembelajaran tatap muka bakal dibatasi. Lalu hanya materi-materi esensial yang bakal disampaikan.

"Durasi belajar terbatas antara 3 sampai 4 jam," kata Nahdiana dalam keterangan tertulis, Selasa (6/4/2021).

Tak hanya itu, kelas di setiap jenjang hanya masuk sekolah satu kali dalam sepekan. Jumlah siswa yang hadir juga dibatasi dan sebagiannya akan melakukan pembelajaran daring atau online.

"Jumlah peserta didik terbatas dengan maksimal 50 persen dari daya tampung per kelas dan pengaturan jarak 1,5 meter antarsiswa," ujarnya.

Karena mekanisme yang digunakan adalah pembelajaran campuran daring-tatap muka, maka tak semua siswa bisa datang ke sekolah. Orang tua tetap memiliki peran untuk mempertimbangkan boleh atau tidaknya anak datang ke sekolah.

"Para orang tua tetap memiliki hak penuh untuk menentukan apakah anaknya diberikan izin untuk mengikuti pembelajaran campuran atau belajar dari rumah," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI