Suara.com - Pendukung atau pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disebut tidak setuju organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dibubarkan.
Kesimpulan tersebut tertuang dalam hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Selasa (6/4/2021).
Dalam hasil survei bertajuk "Sikap Publik Nasional terhadap FPI dan HTI” dilakukan dalam skala nasional dan dilakukan pada 28 Februari 2021 hingga 5 Maret 2021 dengan melibatkan 1064 responden yang dipilih secara acak. Adapun Margin of error survei diperkirakan +/- 3,07 persen.
Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad mengemukakan, dari hasil survei yang dilakukan pihaknya, responden yang menyatakan tidak setuju pembubaran HTI oleh pemerintah bisa diidentifikasi dari sejumlah klaster. Di antaranya dari partai politik yang didukung masyarakat.
Baca Juga: Hasil Survei: Makin Banyak Warga Takut Bicara Terkait Masalah Politik
"Dilihat dari sisi partai yang didukung, kecenderungan terkuat untuk menolak pembubaran HTI datang dari warga yang memilih PKS (47 persen) dibanding pada pemilih partai lainnya," kata Saidiman di Jakarta, Selasa (6/4).
Selain itu, ada pula perbedaan dalam hal penilaian mengenai pembubaran HTI atas dasar kepuasan terhadap kinerja Presiden.
"Sekitar 86 persen warga yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi menyatakan mendukung pembubaran HTI, sementara yang tidak setuju hanya 8 persen. Di sisi lain hanya 61 persen warga yang tidak puas dengan kinerja Presiden menyatakan setuju dengan pembubaran HTI, sementara yang tidak setuju 27 persen," ungkapnya.
Lebih lanjut, survei SMRC ini menunjukkan bahwa secara nasional, dari keseluruhan warga yang tahu HTI telah dibubarkan, sekitar 79 persen menyatakan setuju dengan pembubaran HTI dan yang tidak setuju 13 persen.
Baca Juga: Survei SMRC: Beda dengan PKB, Pemilih PAN hingga PKS Tolak FPI Dibubarkan