Suara.com - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali merilis hasil survei terbarunya, pada Selasa (6/4/2021). Hasilnya masyarakat kekinian disebut takut bicara politik dan takut terhadap penangkapan semena-mena aparat.
Hasil survei itu dirilis dengan tajuk "Sikap Publik Nasional terhadap FPI dan HTI”. Survei berskala nasional itu dilakukan pada 28 Februari - 5 Maret 2021 dengan melibatkan 1064 responden yang dipilih secara acak. Margin of error survei diperkirakan +/- 3,07 persen.
"Survei menunjukkan sekitar 39 persen warga menyatakan masyarakat sering atau selalu takut bicara masalah politik, dan 32 persen menyatakan masyarakat takut karena penangkapan semena-mena aparat hukum," kata Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad di Jakarta.
Menurutnya, meski angka tak menunjukkan hasil mayoritas, akan tetapi hasil tersebut perlu diperhatikan lantaran bisa sewaktu-waktu alami peningkatan.
Baca Juga: Penangkapan Terduga Teroris di Klaten, Warga Ungkap Momen-momen Ini
"Kecenderungan ini perlu diperhatikan secara serius oleh pemerintah mengingat dalam masyarakat demokratis, warga justru seharusnya berani membicarakan masalah politik, berorganisasi, serta tidak khawatir dengan aparat keamanan, dan tidak takut untuk melaksanakan ajaran agamanya," ungkapnya.
Sementara itu, yang menilai masyarakat takut berbicara tentang masalah politik naik dari 14% pada Juli 2009 menjadi 39 persen saat ini.
Demikian pula, yang menilai masyarakat takut karena penangkapan semena-mena oleh aparat hukum naik dari 23 persen pada survei Juli 2009 menjadi 32 persen dalam survei Maret 2021.
"Survei SMRC juga menemukan, yang menilai masyarakat takut melaksanakan ajaran agama meningkat dari hanya 2 persen pada survei Juli 2009 menjadi 11 persen dalam survei Maret 2021. Artinya semakin banyak warga yang menilai sekarang masyarakat takut melaksanakan ajaran agama," tandasnya.
Baca Juga: Usai Prahara, Demokrat Masuk Lima Besar Partai Berelektabilitas Tinggi