Mengenal Siklon Tropis Seroja di Timur Indonesia

Siswanto Suara.Com
Selasa, 06 April 2021 | 14:13 WIB
Mengenal Siklon Tropis Seroja di Timur Indonesia
Ilustrasi awan (Pixabay/photo-graphe)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seroja di Indonesia dikenal dengan bunga teratai, padahal bunga yang berasal dari India itu berbeda dengan teratai.

Namun sejak Senin (5/4), jika mendengar kata seroja, bukan keindahan yang terbayang, melainkan fenomena hujan deras dan angin kencang yang menyebabkan banjir bandang dan longsor.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebagai lembaga yang mengeluarkan peringatan dini telah memantau kemunculan bibit siklon di wilayah NTT itu sejak Jumat (2/4).

Peringatan dini pun sudah dikeluarkan BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Centre Jakarta terkait dampak yang akan ditimbulkan pusat tekanan rendah tersebut dan pergerakannya.

Sesuai prediksi BMKG, bibit siklon di selatan NTT itu intensitasnya semakin menguat dan tumbuh menjadi siklon tropis yang dinamakan Seroja pada Senin dini hari pukul 01.00 WIB.

BMKG bertanggungjawab memberi nama untuk siklon yang tumbuh di wilayah Indonesia. Bukan sekali dua kali siklon tropis di wilayah Indonesia diberikan nama-nama bunga, siklon-siklon sebelumnya dinamakan dengan siklon Dahlia, Cempaka, Bakung, Teratai, Flamboyan dan Kamboja.

Bukan tanpa alasan BMKG memberikan nama-nama itu, karena badan pemantau iklim dan cuaca tersebut ingin meredam kekhawatiran masyarakat terkait dampak yang ditimbulkan dari siklon itu sendiri.

Dampak siklon tropis Seroja di NTT Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB menyebabkan sebanyak 2.019 KK atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak.

Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK) , Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK) dan Flores Timur 256.

Baca Juga: Siklon Tropis Seroja Sedang Bergerak Menjauh dari Indonesia

Sementara korban meninggal berjumlah 128 orang dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12 orang. Sedangkan total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23 dan Lembata 21.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI