Suara.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengungkapkan saat ini korban bencana banjir bandang akibat badai siklon tropis Seroja di sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) membutuhkan bantuan dokter.
Doni menyebut dokter yang sudah terjun ke lokasi bencana masih terbatas, sehingga pemerintah berupaya mendatangkan dokter dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
"Di hampir semua tempat tersedia fasilitas kesehatan walaupun tenaga dokter masih terbatas, Kemenkes sudah melakukan koordinasi untuk mendatangkan dokter dari beberapa provinsi seperti Sulawesi Selatan dan Jawa Timur," kata Doni Monardo usai Rapat Terbatas secara virtual dengan Presiden Joko Widodo, Selasa (6/4/2021).
Selain itu, kendala utama bagi tim medis di lapangan adalah banyak pasien yang patah tulang sementara peralatan medis terbatas.
Baca Juga: Benny K Harman Desak Jokowi Tetapkan Bencana Nasional untuk Banjir NTT
"Obat-obatan sementara masih terpenuhi, kecuali alat-alat merawat pasien patah tulang, ini yang masih kurang, dan kami sudah berkoordinasi untuk segera didatangkan dari Jakarta, Surabaya, dan Makassar," kata dia.
Doni menyebut pasien patah tulang ini akan dievakuasi ke pulau terdekat yang memiliki fasilitas kesehatan yang memadai dengan helikopter.
Lima helikopter yang sudah dikerahkan antara lain, di Larantuka: Heli Mi-8 (kapasitas 4 ton), Heli Kamov 32A (kapasitas 5 ton), Heli EC-155 (kapasitas 12 seats), serta di Kupang: Heli AW 119 (kapasitas 7 seats), dan Heli Bell 412EP (kapasitas 12 seats).
Diketahui, badai siklon tropis Seroja telah menerjang 10 kabupaten dan 1 kota di NTT, antara lain; Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur (banjir bandang), Kabupaten Malaka Tengah, Kabupaten Lembata, Kabupaten Ngada, Kabupaten Alor, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Kabupaten Ende.
Hingga Senin (5/4/2021) pukul 23.00 WIB tercatat sudah ada 128 jiwa dinyatakan meninggal dunia, 71 orang masih hilang, 15 luka-luka, 2.019 kepala keluarga atau 8.424 orang mengungsi, serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak.
Baca Juga: Update Banjir Bandang NTT: Korban Meninggal Jadi 84 Orang
Kemudian kerugian materiil yang tercatat sejauh ini; 119 rumah rusak berat, 118 rumah rusak sedang, 34 rumah rusak ringan, 17 rumah hanyut, 60 rumah terendam, 1.962 rumah terdampak, 40 akses jalan tertutup pohon tumbang, 5 jembatan putus, 14 fasilitas umum rusak berat, satu fasum rusak ringan, 84 fasum terdampak dan 1 kapal tenggelam.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menerbitkan peringatan dini terkait bahaya Gelombang Tinggi 4 - 6 meter akibat siklon tropis Seroja yang berlaku dari tgl 5 - 6 April 2021.