Suara.com - Kabar duka kembali menyelimuti Indonesia, salah satu tokoh cendekiawan Tanah Air, DR. Daniel Dhakidae dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (6/4/2021) pagi ini.
Berdasarkan kabar duka yang diterima Suara.com, Daniel Dhakidae meninggal dunia Selasa pagi ini di Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta pada pukul 07.24 WIB.
Ia dikabarkan meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung pada Selasa dini hari sekitar pukul 03.00 WIB hingga kemudian dilarikan ke rumah sakit.
"Sudah dilakukan upaya maksimal, namun Tuhan berkehendak lain," tulis dalam pesan duka tersebut.
Baca Juga: Profil Jalaluddin Rakhmat, Tokoh IJABI Meninggal Dunia karena Covid-19
Jenazah Daniel Dhakidae akan disemayamkan di rumah duka RS Gatot Subroto Jakarta.
Meninggalnya salah satu cendekiawan Indonesia itu juga disampaikan oleh sejumlah tokoh di Twitter.
Salah satunya oleh penulis sekaligus aktivis HAM, Andreas Harsono di Twitternya @andreasharsono.
"RIP Daniel Dhakidae (lahir Ngada, Flores 1945) cendekiawan publik, lulusan Cornell University, lama bekerja di Kompas dan Prisma, meninggal serangan jantung usia 76 tahun di Jakarta hari ini," tulis Andreas Harsono di Twitter sebagaimana dipantau Suara.com, Selasa pagi ini.
Ucapan duka itu juga dibagikan oleh putri Gus Dur, Alissa Wahid di Twitternya.
Baca Juga: Nunuk Nuraini, Peracik Bumbu Indomie Meninggal, Warganet: Alfatihah!
"Sedih sekali atas berpulangnya pak Daniel Dhakidae, teman diskusi #GusDur sejak muda. Wawasan Beliau tentang demokrasi berangkat dari pengalaman sangat panjang menjalani proses demokratisasi negeri ini," tulis Alissa Wahid di akun Twitternya.
Mengutip laman Prismajurnal.com, Daniel Dhakidae lahir di Toto-Wolowae, Ngada, Flores pada 22 Agustus 1945.
Almarhum Daniel Dhakidae meraih gelar PhD (1991) di bidang pemerintahan dari Department of Government, Cornell University, Ithaca, New York, Amerika Serikat, dengan disertasi bertajuk “The State, the Rise of Capital, and the Fall of Political Journalism, Political Economy of Indonesian News Industry.
Disertasi tersebut mendapat penghargaan the Lauriston Sharp Prize dari Southeast Asian Program Cornell University, karena telah “memberikan sumbangan luar biasa bagi perkembangan ilmu.”
Meraih gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara dari Fakultas Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (1975) dan Master of Arts bidang Ilmu Politik dari Cornell University (1987).
Selain menjadi Kepala Penelitian Pengembangan (Litbang) Kompas sejak 1994 sampai 2006, juga berkiprah sebagai redaktur majalah Prisma (1976); Ketua Dewan Redaksi Prisma (1979-1984); dan Wakil Direktur Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan, Ekonomi dan Sosial (LP3ES, 1982-1984).