Suara.com - Kelakuan pelaku aksi teror di Mabes Polri, Zakiah Aini dibongkar salah satu temannya. Diketahui, perempuan yang ditembak mati saat nekat menyerang markas besar kepolisian itu tercatat pernah berstatus sebagai mahasiswi Universitas Gunadarma, Jakarta.
Salah seorang teman Zakiah Aini yakni Yudo Trilaksono mengungkapkan, Zakiah bukanlah seorang mahasiswi yang menonjol di kampusnya. Bahkan ia sering memilih duduk di pojokan kelas dan jarang mengikuti acara bersama teman-temannya.
Yudo mengaku sempat satu kelas dengan Zakiah Aini di Jurusan Akutansi Universitas Gunadharma. Mereka sama-sama memulai kuliah di kelas 1EB04 angkatan 2013.
Selama satu kelas, Yudo melihat Zakiah sebagai sosok yang pendiam dan tidak terlalu sering berbicara dengan kawannya. Meski demikian, ia tidak menampik kalau Zakiah memiliki beberapa teman dekat.
Baca Juga: Teman Kampus Ungkap Sosok Zakiah Aini: Cewek Pendiam, Suka Mojok di Kelas
"Kalau Zakiah mah pendiam dia, jarang ngobrol. Paling kalau ngobrol sama teman-teman yang cewek saja," kata Yudo saat berbincang dengan Suara.com, Sabtu (3/4/2021).
Zakiah juga disebutkannya sering mojok di kelas. Entah apa alasannya perempuan berusia 25 tahun itu sering memilih bangku di pojok setiap mengikuti perkuliahan.
"Duduk mah tergantung kehadirannya ya. Kalau telat ya duduk paling belakang. Tapi yang saya ingat, dia suka duduk di pojok entah depan atau belakang," katanya.
Yudo mengaku tidak begitu kenal dekat akan sosok Zakiah. Karena selain jarang berinteraksi dengan mahasiswa lainnya, ia juga seringkali absen dalam acara yang digelar oleh kawan-kawan sekelasnya.
"Kalau ada acara makrab enggak pernah ikut dia. Kaya kumpul-kumpul gitu, enggak pernah ikut. Ada acara bukber saja enggak ikut," ungkapnya.
Baca Juga: Bali Waspada Aksi Teror Usai Bom Gereja Makassar dan Teroris Mabes Polri
Keduanya lantas terpisah karena naik tingkat. Zakiah, kata Yudo, masuk ke kelas 2EB12, berbeda dengan dirinya. Karena terpisah kelas yang berbeda, Yudo mengaku tidak tahu banyak soal Zakiah.
Hanya saja ia sempat meralat soal kabar kalau Zakiah dikeluarkan dari kampus pada semester lima. Sebab menurutnya, Zakiah sempat mengajukan cuti dan tidak melanjutkannya.
"Dia enggak di-DO, Tapi cuti pas di semester lima," katanya.
Serang Mabes Polri
Diketahui, pada Rabu (31/3/2021), sekitar pukul 08.30 WIB, Zakiah Aini pamit kepada ibunya untuk pergi.
"Mah, saya mau keluar sebentar," kata ZA atau Zakiah Aini kepada mamanya sebagaimana diceritakan oleh Kasdi, ketua RT tempat tinggal keluarga ZA di Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (1/4/2021). Namun, ZA tidak menjelaskan hendak pergi kemana.
Sampai memasuki waktu Maghrib, keluarga tidak tahu kabar Zakiah. Karena khawatir, keluarga sempat hendak melapor ke kantor polisi.
Beberapa jam sebelum Maghrib tiba, seorang perempuan berkerudung memasuki gerbang bagian belakang Mabes Polri, Jakarta Selatan, dan kemudian mendatangi pos polisi.
Dia sempat meninggalkan pos polisi itu, tetapi kemudian kembali lagi dan melepaskan tembakan.
Sesaat kemudian, polisi melumpuhkannya dengan senjata api. Video peristiwa itu viral dan menjadi rujukan media massa.
Polisi ke rumah Zakiah
Kabar ZA meninggal dunia setelah ditembak polisi akhirnya sampai ke rumahnya.
"Ya kagetlah pasti pas mendengar kabar. Apalagi ketika polisi datang ke sini," kata Kasdi.
Dalam konferensi pers malam harinya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan orang yang menerobos Mabes Polri seorang wanita berinisial ZA.
“Bernama ZA (25), alamat di Jalan Lapangan Tembak, Kelapa Dua Wetan, Jakarta Timur. Berdasarkan face recognition, sesuai,” kata Listyo di Mabes Polri.
Listyo menjelaskan, wanita tersebut masuk melalui pintu belakang Mabes Polri melewati pos penjagaan. Kepada petugas, wanita tersebut menanyakan kantor pos yang berada di Mabes Polri.
“Oleh anggota ditunjukkan. Namun kemudian yang bersangkutan kembali melakukan penyerangan yang ada di pos jaga,” kata Listyo dalam laporan Antara.
Menurut polisi, ZA merupakan 'lone wolf' yang memiliki ideologi ISIS. Hal ini ditunjukkan dari hasil profiling di media sosialnya didapati tulisan-tulisan yang terkait dengan perjuangan jihad.
Bahkan, sebelum melancarkan aksi penyerangan, ZA memposting di akun Instagram bendera ISIS.
“Yang bersangkutan ini adalah tersangka pelaku lone wolf yang berideologi ISIS. Yang dibuktikan postingan yang bersangkutan di media soaial, yang bersangkutan memiliki akun IG yang baru dibuat 21 jam yang lalu. Dimana di dalamnya ada bendera ISIS,” kata Listyo.
ZA disebut merupakan mahasiswa salah satu universitas swasta, namun drop out pada semester lima perkuliahan.
Ketika melakukan penggeledahan di rumah ZA, anggota Densus 88 Antiteror menemukan sepucuk surat wasiat ZA yang ditujukan kepada orang tuanya.
“Ditemukan di rumahnya surat wasiat, dan ada kata-kata di WAG keluarga, kalau yang bersangkutan akan pamit,” kata dia.
Atas kejadian ini, Listyo meminta agar jajarannya tetap memberikan pelayanan maksimal terhadap masyarakat, namun meningkatkan pengamanan di seluruh tingkatan.
“Tingkatkan keamanan di markas komando maupun yg bertugas di lapangan,” kata Listyo.