Suara.com - Pemilik truk yang menyebabkan kecelakaan kereta api terburuk di Taiwan dalam beberapa dekade meminta maaf kepada publik dengan diiringiisak tangis.
Menyadur Sky News, Senin (5/4/2021) sedikitnya 48 orang tewas dan hampir 200 lainnya luka-luka setelah truk yang "tidak diparkir dengan benar" itu terjun ke rel kereta api di Taiwan timur.
Truk tersebut kemudian ditabrak sebuah kereta api yang hendak memasuki terowongan di utara Hualien, menyebabkan beberapa gerbong menabrak dinding dengan keras.
Polisi kini sedang memeriksa Lee Yi-Hsiang, sang pemilik truk, untuk mengungkap bagaimana kendaraannya dapat meluncur ke rel dari lokasi konstruksi terdekat di pantai pegunungan Hualien. Rem darurat truk tidak terpasang dengan benar, menurut pusat bantuan bencana pemerintah.
Baca Juga: Kisah Kecelakaan Kereta Taiwan: Selamat tapi Kehilangan Suami dan Anak
Lee, manajer lokasi konstruksi, menangis ketika dia digiring dari rumahnya oleh polisi.
"Saya telah menyebabkan kecelakaan serius pada kereta Taroko milik Administrasi Kereta Api Taiwan nomor 480 selama Liburan Menyapu Makam tahun ini, menyebabkan kematian dan cedera, untuk ini saya menyatakan penyesalan dan permintaan maaf saya yang tulus," ujar Lee dengan berlinang air mata.
"Saya akan bekerja sama dengan penyelidikan pihak berwenang sepenuhnya, dan bertanggung jawab." sambungnya.
Lee awalnya diberi jaminan sebesar 500.000 dolar Taiwan Baru (Rp 254,4 juta), tetapi Kantor Berita Pusat negara itu melaporkan pada hari Minggu bahwa keputusan itu dibatalkan.
Kereta tersebut membawa 494 orang pada saat kejadian.
Baca Juga: Kecelakaan Kereta di Taiwan, Puluhan Tewas Termasuk Masinis
Tim penyelamat awalnya menduga jumlah korban tewas adalah 51 orang, tetapi Pusat Operasi Darurat Pusat mengatakan jumlah sesungguhnya adalah 48 setelah beberapa bagian tubuh yang ditemukan milik satu orang. Sedikitnya 198 orang mengalami luka-luka.
Menteri transportasi Taiwan, Lin Chia-lung, mengatakan dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya bahwa dia akan mundur begitu pekerjaan penyelamatan awal telah berakhir.
"Saya seharusnya menerima semua kritik selama beberapa hari terakhir, tetapi kami belum melakukannya dengan cukup baik," katanya.
Kecelakaan kereta api besar terakhir Taiwan terjadi pada 2018, ketika sebuah kereta ekspres tergelincir saat melewati tikungan sempit di pantai timur laut, menewaskan sedikitnya 18 orang dan melukai hampir 200 orang.
Pada tahun 1991, tabrakan di Taiwan barat menewaskan 30 orang dan melukai 112 orang.