Parade Emas Firaun: Mesir Pindahkan Belasan Mumi Firaun ke Museum Baru

SiswantoBBC Suara.Com
Senin, 05 April 2021 | 15:36 WIB
Parade Emas Firaun: Mesir Pindahkan Belasan Mumi Firaun ke Museum Baru
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rakyat Mesir menyaksikan proses pemindahan belasan mumi Firaun nan bersejarah di ibu kota mereka, Kairo, pada Sabtu (03/04).

Iring-iringan mewah bertajuk 'Parade Emas Firaun' yang menghabiskan jutaan dollar ini digelar untuk memindahkan 22 mumi penguasa Mesir -18 raja dan empat ratu - dari Museum Mesir menuju museum baru bernama Museum Nasional Peradaban Mesir sejauh lima kilometer.

Dengan pengamanan ketat, urutan parade mumi-mumi Firaun tersebut diatur menurut masa kekuasaan mereka—dari penguasa Dinasti ke-17 Seqenenre Taa II hingga Ramses IX yang berkuasa pada abad ke-12 SM.

Parade ini terselenggara setahun setelah Mesir mengalami kenaikan pesat kasus Covid-19. Baru-baru ini, pemerintah mencabut larangan mengadakan acara kerumunan massa di tempat terbuka, seiring dengan penurunan jumlah kasus Covid-19 dan jumlah kematian.

Baca Juga: Pindah Museum, Mesir Tampilkan 22 Mumi dalam Parade Akbar

Salah satu daya tarik utama pada acara itu adalah Raja Ramses II, firaun paling tersohor pada era Kerajaan Baru. Dia berkuasa selama 67 tahun dan dikenang atas penandatanganan traktat perdamaian pertama.

Penguasa lainnya yang menjadi sorotan adalah Ratu Hatshepsut. Dia menjadi penguasa walau perempuan pada zamannya tidak lazim menjadi firaun.

Setiap mumi dibawa menggunakan kendaraan berhias yang dilengkapi peredam kejut dan dikelilingi voorrijder, termasuk tiruan kereta perang.

Khusus untuk memindahkan para mumi firaun ini, pemerintah Mesir secara khusus menempatkan mereka di dalam kotak berisi nitrogen sebagai pelindung dari kondisi eksternal. Rute ke museum baru juga diaspal ulang agar perjalanan lebih mulus.

"Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan melakukan yang terbaik guna memastikan mumi-mumi ini stabil, terjaga, dan berada dalam lingkungan yang suhunya dikendalikan," kata Salima Ikram, profesor ilmu Mesir Kuno dari American University di Kairo.

Baca Juga: Pelaut Wanita Pertama Mesir Ini Dituduh Jadi Dalang Atas Insiden Suez

Para mumi firaun tersebut ditemukan antara 1881 dan 1898 di dua celah reruntuhan di Thebes, ibu kota Mesir Kuno. Saat ini kawasan itu bernama Luxor.

"Mumi-mumi itu sudah banyak dipindahkan di Kairo dan sebelumnya di Thebes, ketika mereka dipindahkan dari makam masing-masing ke tempat lain untuk keamanan," kata Dr Ikram.

Sebagian besar mumi penguasa kuno Mesir dibawa dari Luxor ke Kairo menggunakan kapal melintasi Sungai Nil. Tapi ada sebagian yang dipindahkan memakai kereta kelas satu.

Selama satu abad terakhir, mumi-mumi firaun tersebut ditempatkan di Museum Mesir dan dikunjungi para turis dari seluruh dunia.

Lembah raja-raja

Pemerintah Mesir berharap museum baru yang dibuka sepenuhnya bulan ini, akan mendorong revitalisasi pariwisata—sumber utama devisa bagi negara tersebut.

Pasalnya, selama satu dekade terakhir, industri pariwisata negara itu diterpa masalah politik dalam negeri dan baru-baru ini, pandemi.

Pemindahan mumi-mumi tersebut disaksikan juga para peminat Mesir Kuno dari seluruh dunia melalui internet.

Jika ingin melihat langsung, khalayak dapat bertandang ke Museum Nasional Peradaban Mesir. Di museum tersebut, mumi-mumi itu ditempatkan di Royal Hall of Mummies dan publik bisa melihatnya mulai 18 April mendatang.

Aula itu dirancang secara khusus sehingga para pengunjugn bisa menikmati ilusi seolah-olah berada di Lembah Raja-Raja di Luxor.

Secara terpisah, Museum Besar Mesir yang baru akan memamerkan koleksi Tutankhamun tahun depan, dekat dengan Piramida Raksasa di Giza.

'Kutukan para firaun'

Meskipun dipandang sebagai acara menakjubkan dan menyenangkan, mumi-mumi Mesir juga dikaitkan dengan takhayul dan kengerian.

Baru-baru ini, Mesir mengalami serangkaian bencana. Pekan lalu, puluhan orang tewas dalam kecelakaan kereta di Sohag, Mesir. Adapun sedikitnya 18 orang tewas ketika sebuah bangunan runtuh di Kairo.

Kemudian, selagi persiapan dilakukan untuk memindahkan para mumi, Terusan Suez terhambat oleh kapal kargo MS Ever Given selama hampir sepekan.

Sejumlah warganet mempertanyakan apakah mitos 'kutukan para firaun' adalah penyebab serangkaian kejadian itu.

Terlepas dari pertanyaan itu, etika memajang mumi-mumi Mesir Kuno juga diperdebatkan sejak lama. Banyak cendekiawan Muslim meyakini jenazah seharusnya diperlakukan dengan hormat, alih-alih dipajang dan ditonton khalayak ramai.

Pada 1980, Presiden Anwar Sadar memerintahkan Ruang Mumi di Museum Mesir ditutup. Menurutnya, memajang mumi sama saja menodai jenazah. Dia ingin mumi-mumi itu kembali dimakamkan, namun keinginannya tidak terwujud.

Semua foto dilindungi hak cipta

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI