Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih kesulitan untuk mencapai titik bencana di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diterjang banjir bandang pada Minggu (4/4/2021) kemarin.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan satu-satunya akses hanya dengan penyebrangan laut ke Pulau Adonara, pelayaran pun tak bisa dilakukan karena cuaca buruk akibat siklon tropis Seroja belum mereda.
"Kendala di lapangan itu masalah akses, karena pulau-pulau kecil ini masalah di penyebrangan laut, ini jadi karakteristik yang jadi tantangan kita. Kemudian masalah cuaca ada hujan, angin, gelombang tinggi sehingga pelayan tidak diperbolehkan," kata Raditya dalam jumpa pers virtual, Senin (5/4/2021).
Selain itu hingga saat ini jaringan internet juga masih terputus, sehingga koordinasi antara petugas di lapangan dan pihak luar untuk distribusi bantuan sulit dilakukan.
Baca Juga: Update Banjir Bandang Flores Timur, Korban Tewas Tambah Jadi 44 Orang
"Proses evakuasi korban yang tertimbun Lumpur masih terkendala, kondisi terakir alat berat sudah tiba di ujung desa Nelelamadike, sementara terkait pengungsi di Nelelamadike total sementara 256 dievakuasi ke balai desa Nelelamawangi dan SD, dan juga ada yang mengungsi di rumah keluarga," ungkapnya.
BNPB mencatat sejauh ini, banjir bandang di Kabupaten Flores Timur telah memakan korban 44 orang meninggal dunia, 9 luka-luka, 27 masih proses pencarian, 80 KK terdampak, dan 256 mengungsi di balai desa Nelelamawangi.
Kepala BNPB Doni Monardo dan rombongan belum bisa menggapai titik bencana. Mereka saat ini tengah menempuh jalur darat dari Maumere ke Larantuka, selanjutnya masih akan menuju titik bencana di Pulau Adonara jika kapal memungkinkan untuk menyeberang.
Adapun rincian jenis bantuan yang dikirimkan berupa; makanan siap saji sebanyak 1.002 paket, makanan tambahan gizi 1.002 paket, makanan lauk pauk 1.002 paket, selimut 3.000 lembar, sarung 2.000 lembar, alat tes cepat antigen 10.000 unit, masker kain 1.000 lembar dan masker medis 1.000 lembar.
Secara kumulatif, siklon tropis Seroja telah menggenangi 10 kabupaten dan 1 kota di NTT, antara lain; Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur (banjir bandang), Kabupaten Malaka Tengah, Kabupaten Lembata, Kabupaten Ngada, Kabupaten Alor, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Kabupaten Ende.
Baca Juga: Penjelasan BMKG Soal Siklon Seroja, Bikin Gelombang Laut Naik 6 Meter Lebih
Hingga Senin (5/4/2021) pukul 14.00 WIB, tercatat sudah ada 68 jiwa dinyatakan meninggal dunia, 70 orang masih hilang, 15 luka-luka, 938 kepala keluarga atau 2.655 jiwa yang terdampak banjir.
Kemudian kerugian materiil yang tercatat sejauh ini; 25 rumah rusak berat, 114 rumah rusak sedang, 17 rumah hanyut, 60 rumah terendam, 743 rumah terdampak, 40 akses jalan tertutup pohon tumbang, 5 jembatan putus, 1 fasilitas umum terdampak, dan 1 kapal tenggelam.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menerbitkan peringatan dini terkait bahaya Gelombang Tinggi 4 - 6 meter akibat siklon tropis Seroja yang berlaku dari tgl 5 - 6 April 2021.