Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan banjir bandang di Nusa Tenggara Timur pada Minggu (4/4/2021) merupakan yang terparah dalam 10 tahun terakhir. Banjir besar sebelumnya tercatat pada 3 November 2010 dan 11 April 2011.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, "Dalam 10 tahun terakhir memang pernah terjadi banjir, dan terdampak pada beberapa korban jiwa juga termasuk infrastruktur dan rumah rusak."
Pada 3 November 2010, banjir menerjang Kabupaten Timor Tengah Selatan dan mengakibatkan 31 orang meninggal dunia, 7 orang hilang, 27 luka-luka, dan 159 rumah rusak.
Pada 11 April 2011, banjir melanda Kabupaten Belu yang mengakibatkan 3.277 rumah dan 14 fasilitas umum rusak.
Baca Juga: Viral Patung Bunda Maria di NTT Masih Utuh Usai Diterjang Banjir Bandang
Yang terbaru, Minggu (4/4/2021), badai siklon tropis Seroja mengakibatkan banjir dan banjir bandang di 10 kabupaten dan satu kota. Daerah yang diterjang banjir, meliputi Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur (banjir bandang), Kabupaten Malaka Tengah, Kabupaten Lembata, Kabupaten Ngada, Kabupaten Alor, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Kabupaten Ende.
Hingga Senin (5/4/2021) pukul 14.00 WIB tercatat 68 orang meninggal dunia, 70 orang masih hilang, 15 luka-luka, 938 kepala keluarga atau 2.655 jiwa yang terdampak banjir.
Kerugian materiil yang tercatat sejauh ini; 25 rumah rusak berat, 114 rumah rusak sedang, 17 rumah hanyut, 60 rumah terendam, 743 rumah terdampak, 40 akses jalan tertutup pohon tumbang, 5 jembatan putus, 1 fasilitas umum terdampak, dan 1 kapal tenggelam.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah menerbitkan peringatan dini terkait bahaya Gelombang Tinggi 4 - 6 meter akibat siklon tropis Seroja yang berlaku dari 5 - 6 April 2021.
BMKG mengimbau kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi untuk tetap waspada dan siaga. Kapal atau perahu kecil dihimbau untuk tidak memaksakan aktivitas pelayaran.
Baca Juga: Korban Banjir Flores Timur Tewas Saat tidur, Jasadnya Masih di Kasur