Suara.com - Ahmad Juniaidi alias AJ (47), terduga teroris yang diringkus pada Densus 88 Antiteror Polda Metro Jaya pada Senin (29/3/2021) lalu, secara blak-blakan mengakui sebagai simpatisan FPI.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta minta adanya investigasi atas pengakuan terduga teroris tersebut.
"Bagus dilakukan investigasi (atas pengakuan tersebut)," kata Sukamta saat dihubungi Suara.com, Senin (5/4/2021).
Baca Juga: Teroris Ciputat: Saya Simpatisan FPI dan Ingin Ledakkan Industri China
Sukamta mengatakan, apa yang disampaikan terduga teroris tersebut harus didalami. Pasalnya, kata dia, informasi yang disampaikan kekinian hanya dari satu sumber saja dan kurang berimbang.
Lebih lanjut, Anggota Komisi I DPR RI ini menyarankan juga kepada awak media untuk melakukan jurnalisme investigatif atas pengakuan terduga teroris tersebut.
"Bagus kalau kalau teman-teman jurnalis melakukan jurnalisme investigative dalam kasus-kasus seperti ini, supaya infonya lengkap," tandasnya.
Ngaku Simpatisan FPI
Ahmad, terduga teroris yang diringkus pada Densus 88 Antiteror Polda Metro Jaya pada Senin (29/3/2021) lalu, mengakui sebagai simpatisan FPI. Pengakuan itu diungkapkan Ahmad melalu sebuah video berdurasi 1 menit 52 detik. Ahmad mengakui menjadi simpatisan FPI sejak sang imam besar, Habib Rizieq kembali ke Tanah Air.
Baca Juga: Soal Penjualan Saham Bir Delta, PKS Sarankan Anies Keluarkan Diskresi
Tak hanya itu, dia juga mengakui tergabung dalam jemaah pengajian Yasin Waratib di bawah pimpinan Habib Husein al Hasni, terduga teroris lainnya di Condet, Jakarta Timur.
"Saya atas nama Ahmad Junaidi. Salah satu anggota simpatisan FPI semenjak Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia dan saya juga tergabung dalam jemaah pengajian Yasin Waratib d bawah pimpinan Habib Husein Al Hasni Condet yang diadakan setiap malam Jumat bergilir ke rumah-rumah semua anggota jemaah pengajian," demikian pengakuan Ahmad sebagaimana dikutip Suara.com, Sabtu (3/4/2021).
Dalam pengakuannya, Ahmad menegaskan hendak melakukan peledakan di industri berbasis asing, khususnya China.
Hal itu bukan tanpa sebab, lantaran dia kerap membahas keadaan negara yang kini diklaim telah dikuasai oleh China.
"Akhirnya teman saya yang bernama Bambang dan Agus, memberikan semangat untuk mengajak melakukan peledakan di industri-industri Cina yang ada di Indonesia," sambungnya.
Ahmad melanjutkan, rekannya yang bernama Agus sempat menghubungi dirinya untuk menjemur benda berbentuk serbuk. Benda tersebut merupakan bahan peledak dari aseton dan HCL.
"Setelah itu saya kumpulkan menjadi tiga toples sosis So Nice dalam bentuk serbuk yang sudah kering," beber Ahmad.
"Dan ada pun pengajian, mengajak kami para jemaah untuk pergi ke Sukabumi, ke Abah Popon, untuk pengisian. Untuk jaga-jaga keamanan diri masing-masing," kata dia.
Bantahan Kubu Rizieq
Aziz Yanuar, kuasa hukum Habib Rizieq Shihab angkat bicara terkait pengakuan salah satu terduga teroris yang mengaku sebagai simpatisan Front Pembelah Islam (FPI). Aziz menegaskan, FPI telah bubar, sehingga hal itu menurutnya sebuah framing jahat.
"Mengenai ada klaim dari eks anggota FPI yang pernah gabung FPI dulu dan saat ini menjadi terduga pelaku teror, maka itu namanya framing jahat," kata Aziz kepada wartawan, Senin.
Dia mengatakan, saat FPI belum dibubarkan, organisasi masyarakat itu pastinya sudah mengeluarkan orang-orang yang memiliki pemahaman radikal.
"Orang orang yang sok radikal radikul dan ngotot mau-maunya sendiri pasti sudah dikeluarkan dari FPI. Dan orang orang tersebut tidak diterima di tubuh FPI yg wasathiah," tegasnya.