Kisah Penguasa Parkir Liar: yang Bisa Kuasai Lahan, Itu yang Bisa Berdiri

Siswanto Suara.Com
Senin, 05 April 2021 | 07:00 WIB
Kisah Penguasa Parkir Liar: yang Bisa Kuasai Lahan, Itu yang Bisa Berdiri
Ilustrasi tempat parkir [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di dunia penguasaan lahan parkir tidak resmi, ada penguasa berskala besar, ada yang sedang-sedang saja, dan juga yang berskala kecil. Antar (sebagian) penguasa lahan parkir biasanya tidak saling berinteraksi satu sama yang lain.

Masing-masing jago yang memegang kekuasaan biasanya saling menjaga jarak untuk menghindari benturan -- kecuali dalam perkara-perkara tertentu.

Dalam perkara-perkara tertentu misalnya, mereka bisa saling bermusuhan karena dipicu salah satu kelompok yang merasa lebih kuat, kemudian mencoba mengganggu kelompok lain untuk tujuan merebut kawasan.

Suatu hari, kelompok Jensen pernah mendapatkan ancaman dari kelompok yang membawa nama ormas.

Kelompok ormas mengirimkan pesan akan mengerahkan massa kalau kelompok Jensen tidak meninggalkan kawasan parkir tertentu.

Ketika itu, kelompok Jensen sudah siap menyambut kedatangan kelompok ormas yang mengancam, tetapi apa yang dikhawatirkan ternyata tak terjadi.

“Kalau di lapangan masih bisa dihindari ya dihindari. Kalau misalnya nggak bisa ya, tergantung perlakuannya. Kalau perlakuan fisik, kita bertahan secara fisik juga. Kalau cuma ancaman ya nggak kita anggap.”

Walau pekerjaan menjaga lahan parkir liar rawan terjadi perkelahian, umumnya penjaga lahan parkir seperti Jensen, melarang anak buah membawa senjata.

“Nggaklah (tidak bawa senjata). Bertahan saja dengan apa yang ada. Kalau nggak bisa (bertahan) ya mundur.”

Baca Juga: Kisah Seorang Bodyguard: Nyawa Jadi Taruhannya

Menjadi penguasa lahan parkir ilegal bagi sebagian orang hanya dijadikan pekerjaan sampingan, tetapi tak sedikit pula yang menajdi pekerjaan utama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI