Risiko lainnya dan yang sering terulang, terjadi persaingan antar sesama penguasa yang didasari kecemburuan pada pendapatan parkir, perebutan kekuasaan atau mempertahankan eksistensi.
Tapi pada umumnya, para penguasa sudah mengantisipasi gesekan yang kemungkinan bakal terjadi.
“(Bakal terjadi gesekan) udah tahu akan terjadi. Udah tahu pasti. Kita memperkuat anak-anak kita di lapangan. Memperbanyak. Supaya jangan sampai wilayah kita dimasuki mereka (kelompok lain.”
Kejadian gesekan, bahkan sampai berlangsung bentrok fisik, menurut Jensen, sudah menjadi risiko bagi orang yang mencemplungkan diri ke dunia jalanan.
“Kita harus siap semua. Itu risikolah, risiko di lapangan” katanya.
Pertanyaan orang awam, mengapa mereka berani mengambil risiko seperti itu? Pada intinya adalah untuk mendapatkan pekerjaan dan kesejahteraan.
Dari pengalaman Jensen, keberanian menerima berbagai risiko di lapangan biasanya akan ditempa oleh pengalaman di lapangan.
“Dengan sendirinya (berani), karena kita punya kelompok, punya kekuatan, kita kuasain lahan. Risiko-risiko itu sudah kita perhitungkan,” katanya.
Gesekan dengan petugas kadang-kadang juga kejadian. Seperti contoh yang dialami anak buah Jensen di salah satu kaveling.
Baca Juga: Kisah Seorang Bodyguard: Nyawa Jadi Taruhannya
Suatu hari, penjaga parkir terlibat adu mulut dengan seorang petugas berpakaian sipil yang baru mau keluar dari perparkiran. Penjaga parkir bersikeras bahwa setiap orang yang memarkirkan kendaraan harus membayar. Rupanya anggota berpakaian sipil juga emosi.