Beberapa kejadian, setelah kelompok pertama membuka kawasan parkir baru di suatu wilayah, ada kelompok lain yang juga ingin masuk ke sana untuk menguasai lahan tersebut.
Gesekan seperti itu juga pernah dialami kelompok Jensen ketika mereka baru saja membuka lahan parkir baru.
“Yang parah. Waktu awal beta buka itu, ada yang mau masuk ambil wilayah atau sebagian wilayah. Mereka kumpulkan pasukan (anak buah) sampai ratusan orang buat kepung beta, bawa senjata tajam lengkap.”
Pecah bentrokan ketika itu dapat dihindari setelah petugas kepolisian datang untuk melerai. Para pimpinan kelompok kemudian dikumpulkan dan dimediasi.
“Kita didamaikan. Akhirnya kita pastikan batas wilayah.”
Risiko menguasai lahan parkir ilegal
Seiring dengan pertumbuhan jumlah pemilik kendaraan bermotor di tengah keterbatasan kapasitas di tempat parkir resmi, tempat-tempat parkir ilegal menjamur.
Jumlah putaran uang dari perparkiran amat menggiurkan dan hal ini mendorong lebih banyak orang untuk ikut ambil bagian.
Menjadi pengelola tempat parkir ilegal tak sedikit risiko yang harus mereka hadapi.
Baca Juga: Kisah Seorang Bodyguard: Nyawa Jadi Taruhannya
Di antaranya, dari pengalaman Jensen, ketika aparat melakukan penertiban, “anak-anak diangkat, dibawa ke posko, didata. Tapi seringnya cuma pendataan saja.”