Suara.com - Pengurus dan jemaat Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, menegaskan imam mereka semakin kuat setelah keuskupan tersebut menjadi sasaran bom bunuh diri teroris, Minggu (28/3) pekan lalu.
Jumat (2/4/2021), katedral tersebut dipenuhi jemaat yang hendak mengikuti misa Jumat Agung sebagai rangkaian perayaan Paskah 2021.
Pada sesi ibadah Jalan Salib, jemaat yang hadir mengikuti ibadah secara lancar walau di tengah penjagaan yang ketat dari para petugas keamanan di gerbang, halaman, dan pintu masuk gereja.
Setelah jemaat selesai melaksanakan sesi ibadah Jalan Salib, menurut pantauan wartawan Darul Amri di Makassar untuk BBC News Indonesia, polisi kembali melakukan rekonstruksi ulang kasus bom bunuh diri.
Baca Juga: Imam Istiqlal ke Gereja Katedral: Pastikan Saudara Kami Tenang Beribadah
Titik rekonstruksi ini berada di luar pagar gereja atau tepat di pertigaan Jalan Kajaolalido dan RA Kartini, tepat depan gerbang utama gereja Katedral.
Sehari sebelumnya, pada ibadah Kamis Putih (1/4), cukup banyak jemaat yang mengikuti prosesi ritual di gereja itu yang terbagi dalam dua sesi, yaitu sore dan malam.
Dengan tetap menjaga jarak dan memakai masker, para jemaat mengikuti keseluruhan ibadah di Gereja Kateral Makassar itu secara baik dan lancar, seperti yang terpantau dalam tayangan livestreaming dari akun LCD Katedral Makassar di YouTube.
Pihak gereja menyatakan bahwa rangkaian ibadah Tri Hari Suci pekan ini - yaitu Kamis Putih, Jumat Agung hingga Minggu Paskah - tetap diselenggarakan baik secara tatap muka maupun daring (online) agar tidak semua jemaat datang ke gereja di tengah pandemi.
Ini mengikuti anjuran dari Menteri Agama agar prosesi ibadah yang sudah direncanakan dan diumumkan itu agar tetap dijalankan sambil mengikuti protokol kesehatan.
Baca Juga: Ibadah Misa Jumat Agung di Gereja Immanuel
Di gerbang masuk, petugas keamanan bersama dengan kepolisian memeriksa setiap jemaat dan kendaraan yang memasuki kompleks gereja.
Dari trauma menjadi kuat iman
Yohanna (48) salah satu jemaat sekaligus relawan gereja Katedral Makassar mengaku kini semakin kuat imannya dalam jalan Tuhan pasca-kasus bom bunuh diri di depan Katedral, Minggu (28/3/2021).
Hari Kamis (1/4) Yohanna mengatakan dia dan beberapa jamaat serta relawan di gereja Katedral yang beralamat di poros Jl Kajaolalido Makassar ini telah menyiapkan diri ikut rangkaian ibadah tri hari suci.
"Iya [semakin kuat iman], karena waktu pasca-bom itu kan awalnya saja kita seperti merasa, 'Aduh bagaimana ini', karena kan kita lihat secara nyata, secara jelas bagaimana itu bom bunuh diri," katanya kepada wartawan Darul Amri.
Yohanna tidak memungkiri, sebagai manusia biasa tentu mengalami trauma mendalam atas kejadian tersebut. Baru kali ini dia menyaksikan dan merasakan langsung kasus bom bunuh diri itu.
"Yang namanya kita manusia ya, seumur-umur hidup tidak pernah dengar apalagi menyaksikan secara langsung namanya bom-bom begituan kita kan tidak pernah lihat, biasa kan selama ini kita selalu lihat cuma di televisi," kata Yohanna.
"Tapi ya berbalik lagi kembali ke iman kita jadi otomatis pada saat uskup mengatakan bahwa gereja akan tetap dibuka untuk tri hari suci, kami sebagai relawan siap," lanjutnya, sambil menyebutkan untuk misa pekan suci 2021 ini dilakukan dengan dua cara, yaitu online (live streaming) dan tatap muka.
Sejak bom bunuh diri itu, Gereja Katedral Makassar mendapat penjagaan ketat. Para anggota kepolisian rutin berjaga, juga beberapa petugas gereja dan pekerja tenda acara Paskah tetap melakukan tugas mereka.
Ibadah Paskah tetap dilakukan
Pastor Gereja Katedral Makassar, Wilhelmus Tulak, mengungkapkan rangkaian ibadah pekan suci, yang dimulai dari Kamis Putih hingga puncak Perayaan Minggu Paskah, akan tetap dilaksanakan sesuai rencana.
Hal ini juga sesuai imbauan dari Menteri Agama agar seluruh kegiatan peribadatan yang direncanakan dan sudah diumumkan agar tetap dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
"Jadi kami tetap menempuh dua pilihan, yaitu ibadah tatap muka dan ibadah virtual. Jadi, umat kami kasih pilihan, yang mau datang ke gereja dipersilakan dan begitu pula yang mau di rumah saja. Tentu kembali kepada masing-masing keluarga, masing-masing umat kami," ujar Wilhelmus.
Terkait keamanan, pihak gereja Katedral menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Pihak gereja sudah menyurati pihak kepolisian beberapa waktu yang lalu terkait jaminan keamanan.
Untuk kapasitas di gereja Katedral, Pastor Wilhelmus Tulak mengungkapkan pihaknya akan membatasi jumlah jemaat yang hadir dalam rangka menerapkan protokol kesehatan seperti yang ditetapkan pemerintah.
"Tentu saja dibatasi sesuai dengan protokol kesehatan. Gereja kami yang semula menampung kurang lebih 450 orang, untuk saat kami hanya bisa menampung 150 orang dan kalaupun mereka datang melebihi kapasitas (maka) kami akan menampung di aula," tambahnya.
Kosmas "Jadi Inspirasi" Jemaat
Kisah penjaga keamanan gereja Katedral, Kosmas Balembang, disebutkan sebagai penguat dan inspirasi para jemaat. Kosmas, yang kini masih terbaring di rumah sakit Bhayangkara karena menderita luka-luka, berusaha mengadang dua pelaku bom bunuh diri saat kejadian.
Ketua panitia Paskah 2021 Gereja Katedral Makassar, Brilian Armando, menganggapnya sebagai keajaiban karena Kosmas bisa saja turut jadi korban tewas saat kejadian, posisinya sangat dekat dan coba mengadang pelaku.
"Iya, karena kan mungkin teman-teman tahu sendiri bagaimana penjaga gereja itu, Pak Kosmas, sangat dekat dengan lokasi kejadian dan secara akal sehat harusnya saat itu dia sudah meninggal," kata Brilian di luar halaman Katedral.
"Tapi ajaibnya kan dia selamat, maksudnya itu (kisah kosmas) yang menguatkan umat di sini bahwa Tuhan yang kita yakini itu akan melindungi kita dari hal-hal jahat, kira-kira begitu," lanjut Brilian.
Saat bom bunuh diri terjadi, Brilian bersama sesama panitia Paskah beserta jemaat lainnya tengah berada di dalam Katedral, bahkan dia sempat kejatuhan plafon.
Agar tidak membuat panik para jemaat, Brilian berusaha tetap kuat. Dia beranjak keluar gereja untuk memastikan situasi baik-baik saja.
"Kebetulan pada saat kejadian memang saya ada di dalam dan kondisinya pada saat di dalam itu saya memang kejatuhan plafon.
"Setelah kejadian itu kan saya keluar dan saya memang lihat pemandangannya kan kurang enak ya," cerita Brilian.
"Tapi maksudnya saya berusaha untuk tidak panik, karena saya panik kasihan juga yang perempuan, kan perempuan di dalam (gereja) itu sudah pada menangis semua, jadi saya berusaha menunjukkan kalau saya tidak panik," tambahnya.
Pengamanan Ketat
Sementara itu, puluhan petugas kepolisian dari Satuan Brimob Polda Sulsel disebar di beberapa titik dalam halaman Katedral, dan luar halaman gereja di Jalan Kajaolalido.
Brilian memastikan sebagian besar jemaat tidak terpengaruh insiden itu. Buktinya, mereka memenuhi gereja hingga sampai ke halaman atau di tenda yang disiapkan saat ibadah Kamis Putih.
"Mereka percaya dengan kepolisian untuk mengusut kasus ini. Kalau saya pribadi melihat tidak terganggu," jelas Brilian Armando.
Untuk memastikan keamanan, Polda Sulsel dan Polrestabes Makassar mengerahkan 1.600 personel gabungan yang disebar di 170 gereja di Makassar termasuk juga di gereja Katedral.
"Ya intinya kita melibatkan kekuatan kita 1.600 untuk mengamankan seluruh rangkaian kegiatan ibadah Paskah, kita dibantu juga perkuatan dari Polda, baik itu Brimob maupun Sabhara termasuk juga rekan-rekan TNI," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Witnu Urip Laksana.