Suara.com - Presiden Prancis Emmanuel Macron memperpanjang lockdown yang berlaku di seluruh negeri dan menutup sekolah hingga akhir April.
Dalam pengumuman ini, ia juga menyebut varian baru virus corona yang menyebar lebih cepat sebagai 'epidemi dalam epidemi'.
Menyadur NPR Kamis (01/04), Macron mengatakan ada lonjakan kasus virus yang lebih berbahaya, menular dan mematikan. Itu membuatnya tidak punya pilihan selain lockdown seluruh negeri.
"Jika kami memilih untuk menutup seluruh negara, itu karena tidak ada wilayah negara yang terselamatkan. Di mana-mana virus menyebar lebih cepat dan rawat inap meningkat."
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Australia Buka Lockdown Jelang Liburan Paskah
Pertemuan di dalam dan di luar juga dilarang dan orang tidak akan diizinkan untuk melakukan perjalanan lebih dari 10 kilometer (6,2 mil) dari rumah mereka.
Macron mengatakan tidak seperti lockdown pertama musim semi lalu, orang yang meninggalkan rumah tidak perlu mengisi formulir dengan waktu, tanggal dan tujuan mereka.
"Kami memilih untuk percaya pada rasa tanggung jawab masyarakat," katanya.
"Setiap orang harus memastikan bahwa mereka bukan menutup diri, tapi membatasi kontak semaksimal mungkin dengan orang lain," kata Macron.
Selama akhir pekan, dokter ruang gawat darurat menandatangani surat terbuka di surat kabar Le Journal du Dimanche yang memperingatkan harus ada tindakan sebelum rumah sakit mulai memilih pasien mana yang menerima perawatan.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Anak Meningkat, Pejabat Kesehatan Qatar Serukan Lockdown
"Kami tidak bisa tinggal diam tanpa mengkhianati sumpah Hipokrates kami," kata mereka.