Suara.com - Rangkaian dua aksi peristiwa teror, yakni Bom Makassar dan penyerangan Mabes Polri, yang terjadi dalam kurun waktu tak berselang lama menjadi sorotan publik tanah air.
Namun, menurut Pengamat Terorisme Al Chaidar, aksi teror yang terjadi dalam waktu berdekatan di tanah air memiliki pola serupa dengan sejumlah peristiwa teror sebelumnya.
“Polanya sama saja dengan sebelum-sebelumnya karena mereka umumnya akan menyerang hari-hari besar agama,” kata Chaidar saat dihubungi Suara.com, Kamis (1/4/2021).
Menurutnya, aksi itu bertujuan menyerang kelompok agama lain. Terlebih, dua rangkaian aksi teror terjadi menjelang perayaan Jumat Agung pada 2 April besok.
“Karena mereka itu kaum christophobia yang benci terhadap orang Kristen dan tempat orang ibadah Kristen maka mereka menyerang gereja-gereja,” jelasnya.
Karenanya, dia meminta pihak kepolisian meningkatkan pengaman dan kewaspadaan di tempat ibadah dan tempat umum lainnya.
“Memang harus ada peningkatan keamanan dan kewaspadaan terhadap tempat-tempat ibadah,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, ledakan bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada pukul 10.28 WITA, Minggu (28/3/2021).
Pelaku merupakan pasangan suami istri yang merupakan kelompok dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Baca Juga: Generasi Muda Rentan Terpapar Paham Radikalisme
Mereka berboncengan menggunakan sepeda motor hendak masuk ke dalam gereja. Namun dihadang seorang sekuriti dan akhirnya meledakkan diri di depan gerbang Gereja Katedral Makassar.