Suara.com - Tangis keluarga termasuk ibu kandung pecah ketika jasad Zakiah Aini, teroris wanita dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta Timur pada Kamis (1/4/2021) dini hari. Zakiah Aini tewas ditembak mati setelah melakukan penyerangan di Mabes Polri, Rabu (31/3/2021) kemarin.
Suasana duka itu diungkapkan Japit, salah satu petugas makam TPU Pondok Rangon, yang ikut serta menguburkan jenazah Zakiah Aini.
Japid mengatakan, perasaan kehilangan dan duka itu terlihat jelas di wajah kerabat Zakiah Aini, terlebih ibunya.
“Pastinya sedih, ibunya matanya sampai merah, mukanya sedih,” kata Japid saat ditemui Suara.com di TPU Rangon, Kamis siang.
Baca Juga: Ahok Buka Suara Disebut Kafir oleh Teroris Zakiah Aini: Allah adalah Roh
Japit mengatakan prosesi pemakaman Zakiah Aini dikuti sejumlah anggota keluarganya, meski dia tidak dapat memastikan siapa saja mereka yang hadir.
“Ibunya ada, yang lain saya tidak jelas ya, tapi sepertinya keluarganya,” kata Japit.
Lebih lanjut Japit mengatakan, tak ada yang berbeda dengan pemakaman Zakiah Aini, selain adanya pengawalan ketat dari kepolisian.
“Pemakaman seperti umumnya saja, palingan ada pihak Polisi, TNI dan Satpol PP yang jaga,” jelasnya.
Di samping itu, saat peti jenazah Zakiah Aini telah diturunkan ke liang kubur, prosesi azan juga dilakukan, yang dikumandangkan salah satu kerabatnya.
Baca Juga: Aksi Terorisme di Indonesia Jadi Sorotan Amerika, Sampai Hubungi Prabowo
“Jenazah diturunkan, pas petinya turun kerabatnya azan, saya enggak tahu itu siapanya jenazah,” ujar Japit.
Kata Japit prosesi pemakaman berlangsung sekitar satu jam. Jenazah tiba di TPU Pondok Rangon sekitar pukul 01.00 WIB dan penguburan selesai sekitar pukul 02.00 WIB.
Diketahui sebelum dimakamkan, jenazah Zakiah Aini diotopsi terlebih dahulu di RS Polri, Kramat Jati Jakarta Timur. Proses autopsi selesai sekitar pukul 00.42 WIB.
Setelahnya jenazah langsung dibawa ke TPU Pondok Rangon untuk dimakamkan
Teroris Lone Wolf
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengakui, penyerangan bersenjata pistol terhadap Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3/2021), adalah perempuan berinisial ZA atau Zakiah Aini.
Dalam konferensi pers, Rabu malam, Jenderal Listyo menegaskan Zakiah Aini diduga berafiliasi dengan ISIS.
"Dia lone wolf, ISIS, yang dibuktikan dengan postingan bersangkutan di sosial media," kata Sigit.
Kronologi Penyerangan
Sigit mengatakan, Zakiah Aini masuk ke kompleks Mabes Polri dari pintu belakang. Dari sana, dia langsung mengarah ke pos gerbang utama Mabes Polri.
"Yang bersangkutan kemudian menanyakan ke anggota, di mana keberadaan kantor pos. Oleh anggota ditunjukkan arah ke kantor pos," sambungnya.
Kemudian, Zakiah Aini meninggalkan pos jaga. Tapi, tak lama, dia berjalan kembali ke arah pos jaga dan langsung melakukan penembakan sebanyak enam kali -- dua diantaranya menyasar anggota polisi.
"Dia menembak sebanyak enam kali. Dua kali ke anggota di dalam pos. Dua kali di luar, dan menembak lagi ke anggota yang ada di belakangnya."
Karena melakukan penyerangan, polisi lantas menembak mati Zakiah Aini. Setelah digelar olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan identitas Zakiah yang berusia 25 tahun dan tinggal di Jalan Lapangan Tembak Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.
"Dari hasil olah TKP, ditemukan identitas yang bernama ZA, umur 25 tahun, alamat Jalan Lapangan Tembak Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur," beber kapolri.
Selain itu, kata Sigit, berdasarkan pelacakan, Zakiah Aini sempat mengunggah pernyataan di akun Instagram miliknya, 21 jam sebelum kejadian. Dalam unggahan itu, Zakiah Aini mengungkap bagaimana sepak terjangnya terkait organisasi klandestin.
"Selain itu, dari olah TKP di rumahnya, yang bersangkutan sudah membuat surat wasiat untuk orangtuanya," pungkas eks Kabareskrim Polri tersebut.