Suara.com - Keluarga masih tidak percaya jika Zakiah Aini melakukan aksi penyerangan di Mabes Polri, Jakarta,Rabu (31/3/2021) petang kemarin. Ayah kandung Zakiah, M Ali bahkan menduga ada oknum yang menuntun putrinya melakukan penyerangan hingga berujung tewas.
Hal itu disampaikan Ali ketika berbicara dengan ibu RT setempat usai selepas jalani ibadah salat Zuhur di Masjid.
"Tidak mungkin dia berbuat seperti itu, pasti dia ada yang menuntun," kata Ali saat mengobrol.
Baca Juga: Polisi Cek Acak Pengunjung Bandara Soekarno-Hatta, Barang-barang Diperiksa
Pasalnya Ali menyampaikan, Zakiah dikenalnya sebagai anaknya tidak neko-neko. Dianggap sebagai anak yang tidak mungkin melakukan aksi nekat.
"Orang anaknya lemas aja begitu kalau di rumah," tutur Ali.
Namun ketika disambangi awak media terkait ucapannya tersebut Ali lagi-lagi belum mau menanggapi. Dirinya justru bergegas masuk ke dalam rumahnya.
"Innalillahi, maaf ya maaf ya. Sama ibu itu saja (lawan bicaranya ketika mengobrol)," kata Ali ketika ditanya awak media.
Sementara ibu RT setempat yang mengajak ngobrol ayah kandung Zakiah membenarkan bahwa ayah Zakiah curiga anaknya melakukan aksi penyerangan akibat adanya pihak yang menuntun.
Baca Juga: Pemeriksaan Ketat di Polda Metro Bikin Antrean Pengunjung Meluber ke Jalan
"Iya memang benar. Kami sebagai warga sekitar pun tidak percaya. Katanya ada orang yang menuntun dia ada yang bawa dia bapaknya bilang gitu," kata Ibu RT setempat bernama Tiuria di lokasi.
"Karena anak seperti itu masih labil lah ketika diajak, ya dia mau," kata dia.
Kronologi Penyerangan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebelumnya, membeberkan kronologi saat Mabes Polri diserang teroris wanita bernama Zakiah Aini, Rabu kemarin.
Menurutnya, Zakiah sempat berbincang dengan salah satu petugas yang sedang berjaga sebelum melakukan penyerangan.
Menurutnya, saat berbicang dengan petugas, Zakiah berpura-pura menanyakan kantor pos. Tak berapa lama, setelah menuju lokasi yang ditanyakan, pelaku kembali dan langsung menyerang petugas dengan senjata api.
"Ditunjukan ke arah kantor pos tersebut. Namun, kemudian yang bersangkutan kembali, dan melakukan penyerangan ke anggota di pos jaga," kata Listyo di Mabes Polri, Rabu malam.
Dalam aksinya itu, kata Listyo, wanita muda itu sempat melepaskan enam kali tembakan kepada petugas.
"Sebanyak enam kali. Dua kali di luar, menembak lagi kepada anggota yang di sebelah kanan," kata dia.
Listyo menambahkan, jiksa petugas yang melakukan kontak senjata lalu dilakukan tindakan tegas terukur kepada Zakiah.
"Dilakukan tindakan tegas terukur kepada yang bersangkutan," kata dia.
Teroris Lone Wolf ISIS
Dia juga menegaskan Zakiah Aini diduga berafiliasi dengan ISIS.
"Dia lone wolf, ISIS, yang dibuktikan dengan postingan bersangkutan di sosial media," kata Listyo.
Mahasiswi Drop Out
Listyo mengungkap jika Zakiah Aini (25), wanita terduga teroris yang tewas saat menyerbu Mabes Polri berstatus mantan Mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di Depok, Jawa Barat.
Listyo mengatakan, saat menempuh semester lima, Zakiah diberhentikan alias drop out oleh pihak kampus.
"Yang bersangkutan (Zakiah Aini) mantan mahasiswa di suatu kasus dan DO (Drop Out) pada semeseter 5," kata Listyo saat jumpa pers di Mabes Polri, Rabu (31/3/2021) malam.
Mantan Kabareskrim Polri itu juga menjelaskan jika wanita muda itu merupakan warga yang tinggal di Jalan Lapangan Tembak, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.