Suara.com - Ketua RT mengaku tak melihat adanya perlakuan mencurigakan dari pelaku penyerang Mabes Polri yakni Zakiah Aini sebelum melakukan aksinya. Sebelum melancarkan aksinya, perempuan itu disebut hanya terlihat keluar rumah saat pagi hari.
"Tadi pagi itu memang keluar rumah sekitar setengah sembilan atau jam sembilanan lah. Pamit sama orang tuanya katanya," kata Kasdi, Ketua RT di kediaman Zakiah tinggal, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (31/3/2021) malam.
Kasdi mengaku kaget dan tak habis pikir ketika pertama kali mengetahui Zakiah yang merupakan warganya nekat melakukan aksi penyerangan di Mabes Polri. Terlebih ketika sejumlah aparat kepolisian datangi rumah Zakiah pasca kejadian.
"Ya kaget lah waktu tahu kejadian ini. Apalagi polisi datang kesini," ujarnya.
Baca Juga: Ini Kemiripan Surat Wasiat Penyerang Mabes Polri dan Bomber Gereja Makassar
Sementara itu Kasdi mengatakan, Zakiah sendiri merupakan orang yang sangat tertutup. Bahkan, Kasdi sendiri selaku RT jarang bertegur sapa dan bertemu dengan yang bersangkutan.
"Dia itu diam, diam banget. Jarang itu keluar rumah. Orang saya aja jarang ketemu. Namanya perawan, umur 25, 26 tahun harusnya kan bergaul biar ketemu ama laki-laki kan ya, ini enggak," tuturnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap jika Zakiah Aini (25), wanita terduga teroris yang tewas saat menyerbu Mabes Polri berstatus mantan Mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di Depok, Jawa Barat.
Listyo mengatakan, saat menempuh semester lima, Zakiah diberhentikan alias drop out oleh pihak kampus.
"Yang bersangkutan (Zakiah Aini) mantan mahasiswa di suatu kasus dan DO (Drop Out) pada semeseter 5," kata Listyo saat jumpa pers di Mabes Polri, Rabu (31/3/2021) malam.
Baca Juga: Zakiah Aini Mahasiswi Drop Out, Terduga Teroris yang Menyerang Mabes Polri
Mantan Kabareskrim Polri itu juga menjelaskan jika wanita muda itu merupakan warga yang tinggal di Jalan Lapangan Tembak, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.