Suara.com - Pelalu teror Mabes Polri, Zakiah Aini (25) menuliskan surat wasiat untuk keluarga sebelum melakukan aksinya. Dalam surat tersebut, Zakiah meminta ibunya untuk berhenti bekerja dari Dasa Wisma (Dawis) karena membantu kepentingan pemerintah yang tagut.
Dawis adalah sebutan untuk kelompok ibu-ibu yang terdiri dari 10 kepala keluarga untuk menjalankan berbagai program bersama di tingkat desa/kelurahan.
Dalam surat tersebut, Zakiah melarang ibunya ikut terlibat dalam program yang dikembangkan oleh pemerintah.
"Pesan berikutnya, agar mama berhenti bekerja menjadi dawis (dasa wisma) yang membantu kepentingan pemerintah tagut," demikian yang dituliskan Zakiah dan dikutip Suara.com, Rabu (31/3/2021) malam.
Kemudian, Zakiah juga meminta kepada ibu dan keluarganya untuk tidak berhubungan dengan bank karena dianggap riba.
Perempuan berusia 25 tahun yang berdomisili di Ciracas, Jakarta Timur tersebut juga melarang ibu dan keluarganya mengikuti pemilu. Dia juga menyebut kalau demokrasi, Pancasila, Undang-undang Dasar (UUD) serta pemilu itu kafir.
"Inti pesan Zakiah kepada mama dan keluarga adalah agar tidak mengikuti pemilu. Karena orang-orang yang terpilih itu akan membuat hukum tandingan Allah bersumber Alquran-Assunnah," katanya.
"Demokrasi, Pancasila, UUD, pemilu berasal dari ajaran kafir yang jelas musyrik. Zakiah nasehatkan kepada mama dan keluarga agar semuanya selamat dari fitnah dunia yaitu demokrasi, pemilu dan tidak murtad tanpa sadar," sambungnya.
Surat wasiat itu ditulis tangan oleh ZA pada kertas bergaris. Pesan-pesan yang disampaikan perempuan tersebut menghabiskan dua lembar kertas. Berikut isi dari surat wasiatnya:
Baca Juga: Zakiah Aini, Penyerang Mabes Polri Akan Dimakamkan di TPU Pondok Ranggon
Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh