Suara.com - Penjagaan Markas Besar Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, ditingkatkan setelah diserang terduga teroris.
Menurut pengamatan jurnalis Suara.com sekitar pukul 18.27 WIB, anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dan Gegana Brimob Polri ditempatkan di berbagai titik.
Aparat keamanan dilengkapi senjata standar mereka dalam situasi siaga.
Kendati demikian, arus lalu lintas di depan Mabes Polri tetap dibolehkan untuk dilintasi kendaraan, tidak ada pengalihan arus lalu lintas.
Baca Juga: Penyerangan Teroris Diduga Akan Beruntun, Istana Presiden Harus Diperketat
Penjagaan ketat juga dilakukan di rumah dinas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang berada sekitar satu kilometer dari Mabes Polri.
"Pengamanan dilakukan sesuai dengan protokol kepolisian," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Polisi Sri Widodo di sekitar Mabes Polri.
Widodo mengatakan pengamanan dilakukan di dalam kediaman maupun pengamanan arus lalu lintas di depan kediaman Kapolri.
Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari polisi mengenai kronologis penyerangan.
Juru bicara Mabes Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono rencananya akan memberikan keterangan resmi dalam waktu dekat.
Baca Juga: Kronologi Teroris Serang Mabes Polri hingga Tewas Ditembak Petugas
Ancam pertahanan negara
Anggota Komisi Hukum DPR menilai serangan ke Mabes Polri sudah mengancam kedaulatan dan pertahanan negara. Aparat keamanan diminta bergerak cepat untuk menangani kasus tersebut.
"Teror di Mabes Polri ini bukan hanya mengancam rasa aman masyarakat, tapi sudah mengancam kedaulatan dan pertahanan negara," kata legislator Didik Mukrianto.
"Untuk itu, aparat keamanan dan aparat negara harus melawan segala bentuk kekuatan teror ini. Dengan kekuatan, sinergi yang utuh dan langkah-langkah cepat, tepat dan terukur tidak akan mungkin negara kalah dengan teroris."
Anggota Fraksi Demokrat itu menjelaskan teror bukan hanya merenggut hak hidup, tetapi juga merenggut hak atas rasa aman yang dilindungi oleh instrumen HAM internasional.
"Mari kita dukung sepenuhnya, setiap upaya kepolisian untuk mengusut tuntas, mengidentifikasi, memitigasi dan memutus mata rantai jaringan terorisme ini agar terorisme bisa diberantas di negara tercinta ini. Dengan partisipasi yang utuh dari masyarakat maka akan memudahkan aparat kepolisian dalam mencegah, memberantas terorisme," ujar Didik.
Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional Benny Mamoto mengimbau aparat keamanan meningkatkan kewaspadaan, apalagi Densus 88 Polri belum lama ini menangkap sejumlah terduga teroris di berbagai daerah.
"Perlu ditingkatkan kewaspadaan, karena saat ini dengan banyak penangkapan oleh densus akan ada semangat balas dendam. Mereka akan mencari titik lemah, itu yang harus diwaspadai, petugas yang menjaga markas harus waspada jangan sampai terlengah," kata Benny dilansir Suara.com dari MetroTV.
Benny tidak mau berspekulasi mengenai siapa orang tak dikenal yang menyerang Mabes Polri.
"Tapi kalau sudah ditemukan senjata, dia masuk dengan cara menyamar, mengelabui, atau memaksa itu tentu sudah punya niat yang jahat, mari kita tunggu dulu hasil identifikasi siapa yang ditembak tadi, baru kita simpulkan kaitannya dengan terorisme," kata dia.