Suara.com - Presiden Brasil Jair Bolsonaro melakukan rombak kabinet dan mengganti enam menteri, termasuk menlu, menhan dan kehakiman. Perombakan ini dilakukan karena besarnya tekanan yang ia dapatkan atas penanganan pandemi.
Menyadur Channel News Asia Selasa (30/03), Bolsanaro dianggap payah dalam menangangi pandemi dan membuat rakyatnya kehilangan kepercayaan karena jumlah kematian di negara itu sangat tinggi.
Jumlah kematian harian di Brasil hampir bertambah empat kali lipat sejak awal tahun menjadi lebih dari 2.600 yang membuat rumah sakit kewalahan dan berada di titik puncak.
Perombakan terjadi seminggu setelah Bolsonaro mengganti mantan menteri kesehatan Eduardo Pazuello dengan ahli jantung Marcelo Queiroga.
Baca Juga: Covid-19 Makin Parah, Presiden Jair Bolsonaro Minta Warga Berhenti Merengek
Queiroga adalah menteri kesehatan keempat yang terpilih untuk menangani pandemi, sedangkan menteri sebelumnya, Pazuello adalah jenderal angkatan darat yang tak memiliki pengalaman medis.
Ada spekulasi tentang pemecatan menteri luar negeri Ernesto Araujo, yang menghadapi kritik dalam mengurus vaksin Covid-19 dan ada banyak perubahan mengejutkan lainnya.
Pemimpin sayap kanan ini menunjuk jenderal angkatan darat Luiz Eduardo Ramos sebagai kepala staf barunya dan diplomat karir Carlos Franca sebagai menteri luar negeri yang baru.
Jenderal Walter Souza Braga Netto (kepala staf yang keluar) sebagai menteri pertahanan dan komandan polisi Anderson Torres sebagai menteri kehakiman.
Dia juga menunjuk seorang jaksa agung baru, menteri kehakiman yang akan keluar Andre Mendonca dan sekretaris pemerintah, Anggota Kongres Flavia Arruda.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Brasil Alami Gelombang Kedua Infeksi Akibat Mutasi
Menteri pertahanan Fernando Azevedo e Silva dan menteri luar negeri Araujo telah menjabat sejak Bolsonaro mempimpin pada Januari 2019.