Atribut FPI Terduga Teroris, TP3: Operasi Intelijen Alihkan Isu 6 Laskar

Selasa, 30 Maret 2021 | 14:37 WIB
Atribut FPI Terduga Teroris, TP3: Operasi Intelijen Alihkan Isu 6 Laskar
Sejumlah barang bukti yang disita dari terduga teroris di Jakarta Timur dan Bekasi, pascaaksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar Sulsel, mengandung unsur ormas terlarang FPI, Senin (29/3/2021). [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan Enam Laskar FPI (TP3) Abdullah Hehamahua menuding ada operasi intelijen di balik peristiwa bom yang meledak di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.

Pernyataan itu diucapkan Abdullah untuk menanggapi ditangkapnya terduga teroris dengan kepemilikan barang bukti berupa atribut FPI, yang kekinian ditetapkan sebagai ormas terlarang.

"Kami sudah tahu soal itu lah, dari zaman Orba sampai sekarang. Kalau Anda mau yakin, baca disertasi Dr Busyro Muqoddas tentang operasi intelijen. Semua itu adalah operasi intelijen untuk mengalihkan perhatian soal TP3. Mengalihkan perhatian soal HRS, maka ada bom," kata Abdullah di kompleks DPR, Selasa (30/3/2021).

Abdullah mendasarkan tuduhan tersebut pada gerak cepat polisi meringkus para terduga teroris, yang dianggap berafiliasi dengan pelaku bom bunuh diri Makassar.

Baca Juga: Motor Pelaku Bom Gereja Katedral Makassar Ternyata Laku Keras!

Dia kemudian membandingkan dengan lamanya penanganan kasus kematian enam Laskar FPI yang ditembak polisi.

"Coba Anda perhatikan, bom pagi, siang ditangkap. Sementara enam orang dibunuh (laskar FPI), sudah berapa bulan tidak tahu siapa pembunuhnya. Itu bukti operasi intelijen," kata Abdullah.

Untuk diketahui, kehadiran mantan penasihat KPK itu di DPR guna bertemu Fraksi PKS. TP3 hendak menyampaikan tuntutan kepada DPR terkait kasus kematian enam Laskar FPI.

Polisi telisik kaitan FPI

Sejumlah barang bukti yang disita dari terduga teroris di Jakarta Timur dan Bekasi, pascaaksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar Sulsel, mengandung unsur ormas terlarang FPI.

Baca Juga: Terduga Teroris di Condet Diciduk, Wagub DKI Minta Pengawasan Diperketat

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, akan mendalami keterkaitan FPI dengan terduga teroris yang ditangkap.

Fadil mengatakan, Densus 88 Antiteror Polri akan menelisik ada tidaknya keterlibatan FPI dalam jaringan teroris berdasarkan barang bukti tersebut.

"Iya termasuk itu, jika ada keterkaitan, kan sebagai temuan awal, akan didalami oleh Densus 88," kata Fadil saat jumpa pers di depan Gedung Dit Reskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (29/3/2021).

Fadil enggan terlalu dini menyimpulkan adanya kaitan terduga teroris dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang melakukan bom bunuh diri di Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3). 

"Saya kira terlalu dini bagi kami menyimpulkan."

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap empat terduga teroris di Bekasi dan Jakarta Timur. Lima bom aktif berhasil diamankan dari operasi penangkapan tersebut.

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyebut ketiga terduga teroris di Desa Sukasari, Cibarusah, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Mereka, yakni ZA (37), BS (43), dan AJ (46).

Sedangkan terduga teroris lainnya berinsial HH (56) ditangkap di Condet, Jakarta Timur. 

"Dari penggeledahan ditemukan lima bom aktif," ungkap Fadil.

Fadil menyebut bom tersebut menggunakan bahan dasar peledak TATP (triaceton triperoxide). Bahan tersebut merupakan senyawa kimia yang mudah meledak.

"Ini adalah senyawa kimia yang mudah meledak dan tergolong sebagai high explosive, sangat sensitif. TATP adalah senyawa peroksida yang khas mudah terbakar hanya dengan gesekan panas dan pemicu-pemicu yang lainnya," kata dia.

Kekinian, kata Fadil, lima bom aktif tersebut telah diledakkan oleh Tim Gegana Brimob Polda Metro Jaya.

Peledakan dilaksanakan di dua lokasi berbeda, yakni di Bekasi dan Jakarta Timur.

"Satuan Gegana Polda Metro Jaya memutuskan melaksanakan disposal di dua lokasi, di mana ditemukan TATP tersebut."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI