Suara.com - Pengacara Habib Rizieq Shihab menanggapi santai terkait atribut FPI yang disita polisi terkait penangkapan terhadap Husein Hasny, satu dari empat terduga teroris yang dibekuk tim Densus 88 Antiteror Polri di kawasan Condet, Jakarta Timur, Senin (29/3/2021) kemarin.
Terkait barang bukti itu, salah satu pengacara Rizieq, Aziz Yanuar mengaku kaos FPI itu bisa di beli secara mudah. Maka, pihaknya ogah menggubris secara dalam soal barang bukti yang disita polisi dari terduga teroris.
"Atribut FPI bisa dibeli di mana-mana. Atribut FPI bisa dibeli di mana-mana," kata Aziz ditemui di PN Jakarta Timur, Selasa (30/3/2021).
Selain itu, Aziz juga belum bisa memastikan soal kartu anggota FPI atas nama Husein Hasny yang disita polisi sebagai barang bukti. Dia hanya mengatakan jika ormas yang dipimpin Rizieq itu kini sudah dibubarkan pemerintah.
Baca Juga: Baju FPI Jadi Barang Bukti Terduga Teroris di Condet dan Bekasi
"Saya enggak tahu, belum dicek. FPI sudah bubar. FPI sudah bubar," katanya.
Peran Husein Hasny
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menbongkar peran Husein terkait penangkapan tiga teroris lainnya di Desa Sukasari, Cibarusah, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ketiga terduga teroris itu adalah ZA (37), BS (43), dan AJ (46).
Dalam jaringan ini, kata Fadil, pria yang diduga anggota FPI itu berperan sebagai donator perakitan bom.
Selain menjadi donator, tambah Fadil, Husein juga menjadi insiator terkait kegiatan para terduga teroris untuk melancarkan aksi teror bom.
Baca Juga: Terkuak! Husein Hasny Biayai Perakitan Bom hingga Rancang Aksi Amaliyah
"Dia yang merencanakan mengatur taktis dan teknis bersama ZA. Hadir dalam beberapa pertemuan untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan amaliah ini. Membiayai dan mengirimkan video tentang teknis pembuatan kepada tiga tersangka lainnya," kata Fadil di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (29/3/2021).
Rakit Bom The Mother of Satan
Dalam penangkapan terhadap 4 teroris, tim Densus 88 Antiteror menemukan lima buah bom aktif berbahan baku TATP (triaceton triperoxide) atau bisa dikenal dengan The Mother of Satan. Bom tersebut memiliki daya ledak besar alias high explosive.
"Ini adalah sebuah senyawa kimia yg mudah meledak dan tergolong sebagai high explosive yang sangat sensitif," kata Fadil.
Kelima bom aktif tersebut, kekinian telah diledakkan oleh Tim Gegana Brimob Polda Metro Jaya. Peledakan dialkukan di dua lokasi berbeda, yakni di Condet, Jakarta Timur dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Kekinian, kata Fadil, Densus 88 Antiteror Polri masih mendalami ada atau tidaknya keterkaitan kelompok terduga teroris ini dengan aksi bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Termasuk mendalami keterlibatan dengan organisasi terlarang Front Pembela Islam (FPI).
"Apakah kelompok Jakarta ini ada kaitan dengan JAD yang ada di Gereja Katedral Makassar, saya kira terlalu dini bagi kami menyimpulkan," katanya.
Atribut FPI Disita
Sebelumnya, sebuah kartu anggota Front Pembela Islam (FPI) menjadi salah satu barang bukti penangkapan terduga teroris di Jakarta Timur. Tertulis nama identitas pemilik kartu anggota FPI tersebut, yakni Husein Hasny.
Dalam kartu anggota FPI itu, Husein Hasni tertera berkedudukan sebagai Wakil Ketua Bidang Jihad. Dia memiliki NIF: 11.03.05/004. Namun, belum diketahui sejauh mana keterlibatan Husein Hasni dalam penangkapan terduga teroris tersebut.