Prabowo Harus Segera Divaksin Covid-19 Untuk Tingkatkan Minat Warga

Senin, 29 Maret 2021 | 20:30 WIB
Prabowo Harus Segera Divaksin Covid-19 Untuk Tingkatkan Minat Warga
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto [Suara.com/Bagaskara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkapkan bahwa Menteri Pertahanan Prabowo Subianto seharusnya segera divaksin untuk meningkatkan minat masyarakat untuk vaksinasi Covid-19.

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani menyebut dalam survei ditemukan kesediaan warga untuk melakukan vaksinasi jika tahu bahwa Prabowo sudah divaksin masing-masing mencapai 73 persen.

Prabowo berada di urutan kedua setelah dokter yang dipilih 74 persen responden.

Menurut Deni, survei menunjukkan bahwa kesediaan melakukan vaksinasi di kalangan pemilih Prabowo hanya 46 persen, jauh di bawah pemilih Jokowi 71 persen.

Baca Juga: Ditarget 1.500 Orang Perhari Divaksin Covid 19 di Palembang

Namun begitu dikatakan bahwa Prabowo sudah divaksin, persentase pemilih Prabowo yang mau divaksin ternyata meningkat dari 46 persen menjadi 67 persen.

“Ini menunjukkan Prabowo menjadi teladan bagi pendukungnya bukan hanya dalam politik, tapi juga dalam hal perilaku terkait kesehatan seperti kesediaan untuk divaksin ini,” kata Deni dalam keterangannya, Senin (29/3/2021).

Temuan ini bisa dimanfaatkan pemerintah dalam rangka menaikkan kesediaan masyarakat untuk divaksinasi.

“Data ini menunjukkan pemerintah perlu menampilkan dokter dan Prabowo sebagai tokoh yang sudah divaksin agar tingkat kesediaan masyarakat bisa meningkat,” ujar Deni.

Kemudian 60 persen warga bersedia jika tahu tokoh agama sudah divaksin, dan 65 persen warga bersedia jika tahun tokoh adat sudah divaksin.

Baca Juga: Divaksin Covid-19, Presiden Putin Mengalami Sedikit Efek Samping

Hanya sekitar 66 persen warga yang bersedia divaksin jika tahu Jokowi sudah divaksin, 53 persen warga bersedia jika tahua ketua partai politik sudah divaksin.

Survei eksperimen berskala nasional itu dilakukan pada 23-26 Maret 2021 dengan melibatkan 1401 responden yang dipilih secara acak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI